pic : pinterest |
Co-Working Space, sebuah tempat yang belakangan ngetrend di
beberapa kota besar. Tempat tersebut difungsikan sebagai kantor oleh anak-anak
muda untuk mengerjakan sebuah project yang cukup dikerjakan dengan cara
mengutak-ngatik gadget.
Selain cara bekerja, kita juga dapat menyaksikan hal unik
lainnya bahwa sebagian orang hari ini tidak perlu masuk kantor untuk bekerja,
mereka dapat bekerja dimanapun dengan jam kerja yang tidak ditentukan. Tidak
terikat oleh waktu dan tidak perlu pergi ke tempat kerja. Mereka dapat bekerja
dari rumah, atau pergi ke Co-Working Space yang sengaja di desain untuk
memantik lahirnya ide-ide baru.
Co-Working Space juga jadi tempat ngumpulnya anak-anak muda
pegiat start-up, atau mereka yang tertarik dalam gerakan sosial yang terhubung
dengan dunia digital. Hadirnya tempat semacam itu diyakini akan mendorong
tumbuhnya tradisi untuk terus bertumbuh, tradisi menciptakan solusi, dan
tradisi kolaborasi.
Tapi sayang, saya sulit menemukan tempat itu di Kota Serang.
Paling tidak memang ada banyak Cafe yang bisa digunakan untuk mengerjakan
kerjaan, atau sekedar ngumpul-ngumpul. Tapi tetap beda rasanya. Apalagi kalau
cafe rata-rata jam bukanya sore. Cafe memiliki keterbatasa. Terbatas waktu,
tempat, dan tentu harga. Meskipun seandainya ada Co-Working Space juga tidak
menutup kemungkinan pasti ada harga yang harus dikeluarkan untuk
menggunakannya. Tapi tetap beda degan cafe.
Ketiadaan Co Woking Space di Kota Serang barangkali
menandakan bahwa kultur masyarakat di Kota Serang belum benar-benar membutuhkan
tempat semodel itu. Tapi izinkan saya mengungkapkan harapan. Bahwa sebetulnya
kita bisa membuat sendiri co working space kearifan lokal.
Kita dapat menggunakan lahan yang ada untuk diubah jadi
tempat yang compatible untuk anak-anak muda berkreasi. Tidak perlu luas. Hal
itu bisa dimulai dari space yang kecil. Dan itu bisa dimulai dari tempat yang
sangat dekat dengan pusat masyarakat (Masjid). Ini barangkali bukan ide baru.
Co Working Space bukan tujuannya. Tapi tempat itu bisa
dijadikan magnet untuk menghimpun perasaan yang sama untuk mewujudkan cita-cita
bersama. Mewujudkan cita-cita bangsa.
***
Dibalik tulisan ngalor ngidul tentang itu, tadi pagi habis
muter-muter nyari cafe yang buka untuk sekedar ngedit laporan. Alhasil semua
cafe yang didatengin tutup. Bener-bener sebuah situasi yang nggak ramah dengan
perkembangan zaman.
Komentar
Posting Komentar