Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

BUKAN TITANIC #2 “Tenggelamnya Kapal” Oleh : Imammers

            Setelah beberapa waktu sang kapten mati. Pusat kendali digantikan oleh wakil sang kapten yang baru sadarkan diri dari mabuk lautan yang cukup panjang. Ia pun sebetulnya terkejut dengan tragedi yang menimpa kaptennya. Mau tidak mau, ia harus menjadi sang kapten baru untuk mengkondisikan agar kapal dapat melaju hingga ke tujuan. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa insting Sang Kapten sesungguhnya jarang ada yang memilikinya. Sekalipun wakilnya yang telah cukup lama bersamanya. Dalam waktu sekejap seluruh awak kapal pun melupakan hal yang terjadi kemarin. Mereka menaruh harapan betul kepada sang kapten yang baru. Karena mereka hanya bisa berbuat tak mampu bertanggung jawab.             Sang kapten yang baru memiliki karakter yang berbeda dari kapten sebelumnya. Ia terlalu banyak diam dalam beberapa situasi. Padahal kapal besar ini memiliki berbagai potensi yang bisa dikerahkan untuk melaju lebih cepat. Entahlah, sepertinya ia belum begitu menyatu dan memahami tujuan da

BUKAN TITANIC #1 “Terbunuhnya Sang Kapten” Oleh : Imammers

            Seperti berada di dalam kapal besar di tengah samudera lepas. Kapal besar ini membawa berbagai macam manusia yang memiliki tujuan bermacam-macam. Ada yang hanya ingin merasakan keindahan lautan, ada yang ingin mencari ikan, ada yang tidak sengaja masuk kapal, atau ada yang ingin melarikan diri dari daratan dan sebagainya. Namun ternyata terkadang keinginan tak sesuai dengan realita. Badai laut sesekali menerjang mengombang ambing kapal di tengah perjalanan. Membuat semuanya mabuk laut hingga lemas. Tak sedikit yang kecewa karena tujuan-tujuan mereka yang tak kesampaian. Suasana semakin menegangkan. Membuat semua yang berada di dalamnya harus kuat bertarung melawan semua yang menghadang. Pagi, siang, malam mereka lewati berbulan-bulan. Sifat asli mereka mulai terlihat. Ada yang oportunis, pragmatis, egois, namun ada juga yang masih memiliki hati nurani baik. Ke semuanya itu akan bereaksi manakala persediaan makanan mulai menipis. Hantaman angin tak henti-hentinya mengu

CINTA TAK SALAH!!!

14 Nopember 2014 @MArkaz Dakwah Lama ku rasa tak ada gairah dalam dada kegamangan sungguh melanda jiwa hingga akhirnya kutemukan cinta Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia sebuah wadah kumpulan aktivis dakwah setiap hari di isi dengan tilawah gemar ngeduha dan sedekah pokoknya disuruh rajin ibadah dah apalagi kalo udah ketemu sesama ikhwah bawaanya pengen ambil ikat kepala, aksilah hey ingat setiap selasa ada madrasah diskusi baca buku jangan lupa yah Asli, semakin lama semakin tumbuh rasa cinta sungguh KAMMI 1STIMEWA telah banyak cerita bersamanya dan masih banyak kisah ingin ku ukir pula bersamanya... dan bersamanya... apapun kondisinya saat bersama cukuplah bagai surga... sulit ku geser posisinya dalam hati aku memang betul betul mencintai KAMMI aku mencintai kader-kader trbaik KAMMI Kadang banyak ku korbankan yg lainnya hanya untuk KAMMI dan akan sangat sedih jika ku korbankan waktu bersama KAMMI untuk yg lainnya ini A

Sore Sendu Senja

oleh : Imam Maulana      Sore itu ialah sorenya Allah dari sekian banyak sore yang telah kami lewati dari tahun-tahun pertama kita bergabung bersama dakwah. Di sore yang sendu itu kami berkumpul untuk yang ke sekian kalinya dalam pembahasan yang berbeda setelah beberapa bulan tidak ada kumpulan semacam itu. Sekitar 30an ADK, ikhwan akhwat dari angkatan 2011-2013 yang berkumpul pada saat itu. Belakangan salah satu kaka tingkat kami tahun 2010 pun ikut membersamai. Tak ketinggalan seperti biasa, kami menghidupkan kumpulan tersebut dengan diawali pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh salah satu al-akh. Kami meresapi betul lantunannya yang begitu damai seakan  menghilangkan keresahan dalam hati     Seketika kami semua tertegun dengan perasaan yang sama. Perasaan yang hanya akan dirasakan oleh saudara yang telah lama saling terikat hatinya. Kami meyakini bahwa saat itu ialah saat-saat yang nantinya akan kami rindukan. Sedikit kami flashback ke belakang, bagaimana ketika kami

Kutipan Ust.Rahmat Abdullah

Allah telah berfirman: “Sesungguhnya, Aku ciptakan langit dan bumi ini, wahai manusia, buat kamu untuk berfikir, untuk menelaah bagaimana kamu menjalani hidup ini”. Ya ayuhal ikhwah, Antum perhatikan bagaimana Alloh telah menciptakan batu dan air yang mengalir di sungai ini. Antara batu dan air tidak ada pertikaian diantara mereka. Batu tidak pernah mengatakan, Hai air kenapa bunyimu terlalu keras Atau air mempersoalkan, Batu, kenapa kau ada disini. Tidak ada persengketaan diantara mereka; Mana hak saya… Mana kewajiban kamu… Tapi kenapa kita tidak mau mengambil ibroh dari batu dan air? Kenapa kita mulai bercerai-berai, memikirkan ini hakku… ini hak saya… Ini kewajibanku… Itu kewajibanmu… Malu kita semua pada batu dan air! Ini saatnya antum semua bersatu, bekerjasama dalam ukhuwah Islamiyah… Allahu Akbar! Jangan sampai nanti orang-orang tarbiyah dibenci karena orientasi kekuasaan. Dia tidak boleh berbangga dengan bangunannya, lalu tertidur-tidur tidak pernah mengurus urusa

4 April 2014

oleh : Imammers             Jujur, setiap kali saya mendengarkan instrument music Kitaro-Koi, memori otak saya langsung berputar mengingat hal-hal yang sudah terjadi selama saya menjadi kader dakwah kampus. Alunan nadanya mengajak saya untuk membayangkan semua hal yang pernah saya lewati ketika awal-awal saya terjerembab dalam wadah ini. Sungguh saya tidak bisa membendung keinginan saraf otak saya untuk memejamkan mata lalu saya kembali kepada saat-saat saya menjalani perjuangan yang banyak sekali membuat saya belajar tentang arti kehidupan. Musik ini selalu berhasil membuat mata ini berkaca-kaca, hati ini berdegup tak biasa, aliran darah serasa pasrah, jiwa ini benar-benar berguncang hebat. Ada apakah sebenarnya? Sampai seperti itukah rasanya ketika mengenang masa-masa yang telah lalu?             Ternyata hal ini tak lain adalah karena Cinta. Saya mencintai jalan ini sebagaimana cintanya Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.   kepada Fatimah, saya sungguh akan selalu merindukan per