Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Terus Senang, Terus Berjuang, Kader UPI Serang

                Senja kelabu menutupi langit kota Serang magrib tadi. Lembab, dingin, bercampur dalam haru yang memenuhi relung qalbu para kader-kader KAMMI pasca dilantiknya menjadi pemandu-pemandu baru yang disiapkan guna membina kader AB1. Ada air mata yang terbendung, dan lagi-lagi sulit keluar dari kelopak mata si ketua plegmatis ini. Pundak-pundak kita kala itu tiba-tiba terasa semakin berat. Berat dengan tanggung jawab yang bertambah. Bertambahnya amanah ini bukan tanpa sadar, justru karena kecintaan kita pada jalan inilah yang membuat kita enggan barang mundur selangkah pun. Ada hasrat yang selalu tak puas. Ada gelora yang semakin membara. Kita sadar bahwa ada denyut nadi kader-kader baru yang mesti tersambung dalam sebuah lingkar cinta nafas dakwah penuh ukhuwah. Moment itu akan kita kenang menjadi moment yang membahagiakan melalui rinai hujan kala kita sedang bercengkrama dengan anak dan cucu kita.                 Setelah semua peserta DPMK (Dauroh Pemandu Madrasah KAM

Kopi Dingin DPMK Serang-Cilegon

Malam ini saya sedang membersamai sekira 19 orang peserta DPMK (Dauroh Pemandu Madrasah KAMMI) yang diselenggarakan oleh panitia gabungan dari Pemandu Serang-Cilegon di ruangan kelas yang lumayan dingin, padahal 2 AC di ruangan itu hanya hidup salah satunya. Waktu menunjukkan 23.36 WIB, diantara peserta pun beberapa sudah lelah, karena seharian penuh mereka habiskan waktu untuk berdiskui, mengkaji, berdialektika, berfikir, memahami tentang pemandu, madrasah KAMMI, perangkat-perangkat tarbiyah Ikhwanul Muslimin, Manhaj kaderisasi KAMMI, membina kader dan tetek bengeknya mengenai bagaimana sistem pembinaan di KAMMI.  Dan lain sebagainya. Ada ketertarikan tersendiri bagi saya dalam kegiatan ini. Sejak lama saya memang tertarik untuk mendalami bagaimana sistem kaderisasi KAMMI. Suatu ketika pernah saya kecelekaan dlam sebuah sejarah dan situasi yang memaksa untuk akselerasi. 4 bulan pasca DM1, saya diikutkan untuk DM2. Dan sekira 9 bulan sejak saya bergabung dalam organisasi KAMMI

Kaca Mata Hitam Di Kepala

                  Mulai sekarang saya ingin kembali menulis. Apapun, bagaimanapun. Kenapa? bermula dari beberapa waktu lalu di grup wa, salah satu senior memposting tulisannya yang cukup sederhana dan bijaksana. Tentang pandangannya terhadap dualisme KA (Keluarga Alumni) KAMMI. Dimana dualisme itu hal menjadi sesuatu yang disayangkan. Tapi katanya berpisah adalah keniscayaan dan bersatu adalah pilihan. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan pada kesempatan ini. Bahwa tulisan senior saya itu mengingatkan pada tulisan-tulisannya di blog wordpressnya. Banyak tulisan kisah perjalanannya semasa kuliah sampai kisah pelabuhan cintanya. Itu membuat saya kembali terdorong untuk menulis lagi.                 Jadi, akhir-akhir ini saya merasakan sebuah turbulensi kehidupan yang amat menggelisahkan. Kalau Samuel P Huntington membahas tentang pertentangan peradaban, yang sedang saya hadapi ini jauh lebih dahsyat, adalah pertentangan kehidupan mahasiswa akhir.  Kapan perjuangan mahasiswa