Senja kelabu menutupi langit
kota Serang magrib tadi. Lembab, dingin, bercampur dalam haru yang memenuhi
relung qalbu para kader-kader KAMMI pasca dilantiknya menjadi pemandu-pemandu
baru yang disiapkan guna membina kader AB1. Ada air mata yang terbendung, dan
lagi-lagi sulit keluar dari kelopak mata si ketua plegmatis ini. Pundak-pundak
kita kala itu tiba-tiba terasa semakin berat. Berat dengan tanggung jawab yang
bertambah. Bertambahnya amanah ini bukan tanpa sadar, justru karena kecintaan
kita pada jalan inilah yang membuat kita enggan barang mundur selangkah pun.
Ada hasrat yang selalu tak puas. Ada gelora yang semakin membara. Kita sadar bahwa
ada denyut nadi kader-kader baru yang mesti tersambung dalam sebuah lingkar
cinta nafas dakwah penuh ukhuwah. Moment itu akan kita kenang menjadi moment
yang membahagiakan melalui rinai hujan kala kita sedang bercengkrama dengan
anak dan cucu kita.
                Setelah semua peserta DPMK
(Dauroh Pemandu Madrasah KAMMI) Serang-Cilegon itu pulang, saya dan para
panitia DPMK menggelar evaluasi di ruangan tempat dauroh dilaksanakan. Dalam
ruangan itu tampak kursi-kursi lipat sudah terlipat dan disandarkan ke tembok,
spanduk backdrop pun telah dicabut, dan sisa-sisa debu sepatu membekas di
lantai keramik putih. Saya masih buka-buka media sosial di Hp yang sedang di
cas, sementara Fariz selaku ketua pelaksana membuka acara evaluasi dengan
mengajak berucap basmalah. Saya dan Fariz duduk berdua di depan berhadapan
dengan yang lainnya seperti Ruqoyah, Santi, Yulip, Yuwina, Mia yang duduk di
belakang namun berjauhan. Di sana juga ada Badri dan Alfin yang terlambat
karena mereka mengantar pemateri dan kader Tangsel ke terminal Pakupatan. Dulu,
mungkin menjadi tabu ketika dalam satu forum, ikhwan-akhwat berhadapan. Tapi
dengan jarak yang cukup jauh, ya masih wajar-wajar saja, disamping itu tidak
ada alat yang bisa dijadikan hijab. Yasudalah bab ini panjang kalau di bahas..
he
                Tidak berapa lama, saya dapat
pesan BBM dari kader KAMMI UPI Serang yang menjabat sebagai Presiden Mahasiswa
di kampusnya, Fitra. Ia mengajak untuk bertemu membahas persiapan pemenangan
kampus UPI. Sebelumnya juga memang Fitra mengajak ketemu, namun belum sempat. Langsung
saya sambut dengan baik ajakan itu saat itu juga. Saya janji setelah rapat
evaluasi akan merapat ke kampus UPI. 
                Singkat cerita setelah evaluasi
berakhir, saya pamit izin kepada para panitia untuk segera ke kampus UPI. Tapi sebelum
itu, Santi, Yulip, Yuwina yang juga kader UPI saya beritahu bahwa saya akan
bertemu dengan Fitra. Akhirnya mereka juga ikut kumpul bersama Saya dan Fitra,
yang belakangan saya alihkan pertemuannya di restoran cepat saji, Chicken
Labbaik sekitar kampus UPI. 
                Dalam pertemuan itu, Fitra
menjelaskan kondisi yang terjadi di kampus tentang dinamika persiapan
pemenangan kampus. Bahwa ternyata ada miss komunikasi yang terjadi yang
mengakibatkan kesalahan fatal dan cukup merugikan bagi KAMMI UPI Serang.  Hal ini sangat amat disayangkan sekali. Saya sebagai
ketua KAMMI Serang yang memayungi KAMMI UPI Serang cukup merasa bersalah karena
kurang melibatkan diri dalam persiapan-persiapan pemenangan kampus UPI. Meskipun
begitu, saya cukup percaya dengan senior-senior mereka di KAMMI UPI yang intens
membersamai mereka membuat strategi. 
                Ada raut wajah kekecewaan dari
mereka, karena ada sebuah kondisi yang sangat tidak sesuai dengan harapan. Sambil
makan, mereka sambil terus menceritakan kondisi yang terjadi. Saya dengan
khidmat mendengarkan keluh kesah mereka. Ruangan lantai 2 Chicken Labbaik itu
riuh dengan suara mereka yang tampak menggebu-gebu. 201116 *tulisanya belum selesai
Komentar
Posting Komentar