Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya

Setiap kali kita bersama anak, setiap kali itu juga adalah momen untuk meng- edukasi dan memberikan pelajaran berharga bagi mereka. Misalnya ketika anak kita terjatuh saat berjalan atau berlari. Umumnya orang tua akan langsung membangunkan anak. Namun hal ini jika sering dilakukan, akan membentuk rasa ketergantungan mereka pada orang tuanya. Sehingga suatu kali mereka terjatuh, mereka tidak akan bangun kecuali dibangunkan orang tuanya. Apalagi misalnya, membangunkan anaknya sembari marah-marah. Sudah jatuh, tertimpa omelan orang tuanya, hancurlah kepercayaan diri anak. Padahal anak tidak salah apa-apa. Wajar jika anak-anak lebih memilih nangis dan teriak-teriak ga jelas, daripada pusing dengerin ocehan orang tuanya. Lalu bagaimana seharusnya sikap orang tua ketika anak jatuh (tersandung) saat berjalan/berlari? mungkin ini bisa jadi alternatif : 1.  Berikan semangat dan ajarkan mereka untuk bangun sendiri. Dengan begini, kita sedang membangun kemandirian dan ketangguha

Raport Merah

Nilai rendah, kerap ditulis dengan tinta pena berwarna merah pada raport siswa di sekolah. Mendapat nilai merah tentu adalah hal yang memalukan bagi sebagian siswa. Sebagian lagi sudah terbiasa dan menganggap hal yang lumrah. Tapi, Alhamdulillah saya belum pernah mencicipi nilai merah untuk mata pelajaran apapun. Malah, sejak kelas 1-3 SD, saya selalu rangking 1. Hanya saja kelas 4-6 SD mulai turun dikit-dikit, sebab saat kelas 4 SD, saya mulai menemukan warna dalam kehidupan. Yang jelas bukan warna merah pada buku raport. Hanya memang warna raport kita pas SD memang warna merah, merah marun. Tinta merah pada nilai rendah, mungkin semacam pertanda bahwa seorang siswa harus lebih giat dalam menguasai mata pelajaran tertentu.  Tinta merah, juga dipilih agar tampak jelas dan mencolok, mungkin agar mencolok mata wali murid, agar membantu pekerjaan guru di sekolah dengan bekerjasama mengajari anak-anaknya belajar di rumah. Namun ada yang harus diwaspadai, jika semua nila

Menyoal Fanatisme Organisasi

Sebagai mahluk sosial, seseorang tidak bisa lepas dari orang lain dalam menjalani kehidupan. Hampir setiap hari, kita melakukan interaksi sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mungkin inilah yang mendasari lahirnya sebuah perkumpulan sosial, dimana ada sekelompok masyarakat yang memiliki tujuan yang sama dan bersepakat untuk bersama-sama meraih tujuan tersebut. Lahirnya perkumpulan sosial ini biasanya di latar belakangi oleh kesamaan nasib sepenanggungan yang dialami akibat situasi sosial yang ada. Misalnya, bangsa Indonesia sebelum meraih kemerdekaan, memiliki semangat yang sama untuk merdeka dari segala bentuk penjajahan, sebab penjajahan tersebut sangat membuat bangsa Indonesia terpuruk. Padahal diantara mereka sendiri terdapat banyak perbedaan, misalnya berbeda daerah, berbeda suku, berbedaya budaya, tetapi dipersatukan oleh nasib yang sama sehingga memutuskan untuk bersama-sama menjadi sebuah bangsa pada 28 oktober 1928, setelah sekira tiga abad melawan pe

Gaya Kepemimpinan, Jadi Faktor Penting Lahirnya Ketaatan

Serial Kepemimpinan 12   Mengapa seorang anggota tidak memiliki ketaatan utuh terhadap ketua organisasi, padahal Ia telah melalui serangkaian pembinaan organisasi cukup lama? Bahkan sebenarnya Ia telah memahami bahwa ketaatan itu penting dalam proses berorganisasi? Mari kita simak ulasannya dari referensi yang eksklusif dan kurang dieksplorasi ini..   Dalam tulisan kemarin, Sa'id Hawa memberikan pelajaran bahwa ada dua kata kunci agar muncul sebuah ketaatan utuh dari seorang anggota organisasi, ialah Ilmu dan Kepercayaan (rasa percaya terhadap pemimpin).   Pertama, Ilmu. Bila pada tahap pertama, seorang anggota organisasi sekedar diberikan informasi umum tentang nilai-nilai atau prinsip umum organisasi, maka pada tahap kedua, anggota organisasi diberikan fasilitas pembinaan guna menginternalisasi nilai-nilai dan prinsip organisasi secara lebih khusus dan mendalam. Dalam proses ini kira kira terjadi transmisi ilmu, proses pembangunan keyakinan terhadap sebuah pemahaman.

Sekilas Kemunculan Ketaatan

Serial Kepemimpinan 11   Sebagai seorang pemimpin, kita selalu merasa ingin ditaati oleh anggotanya. Kita pun tentunya senang dengan anggota-anggota yang taat, dan kadang kesal dengan anggota yang tidak taat. Fenomena itu biasa dalam sebuah organisasi.   Yang perlu kita sadari, ketaatan seorang anggota pada pimpinannya bukanlah hal yang instan, melainkan harus melalui serangkaian proses tahapan. Sehingga seorang pemimpin tidak bisa serta merta menuntut setiap anggotanya untuk taat, padahal anggotanya belum pernah diberikan pemahaman tentang apa hak dan kewajibannya sebagai seorang anggota.   Bila mengambil inspirasi dari Hasan Al-Banna, maka kita dapat temukan pelajaran bagaimana Ia membagi tahapan proses seseorang menuju pribadi yang nantinya bisa diambil komitmen ketaatannya dalam sebuah organisasi. (Taat yang dimaksud oleh Hasan Al-Banna, ialah ditunaikannya perintah dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas)   Tiga taha

Gw Punya Pemimpin Yang Asik

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung (Serial Kepemimpinan 10) Menciptakan iklim organisasi yang baik, bisa dimulai dari gaya kepemimpinan seorang pemimpin. Dalam hal ini yang dimaksud iklim organisasi yang baik tersebut adalah ketika hubungan antar anggota dan ketua terbangun kemistri yang apik untuk menjalankan sebuah rencana-rencana organisasi. Pada umumnya setiap anggota kelompok/organisasi menyukai pemimpin yang asik; care, egaliter, demokratis, dan easy going. Namun tidak sedikit justru pemimpin yang ada ialah pemimpin yang kaku, terlalu tekstual, dan kurang peduli terhadap kondisi yang dialami oleh para anggotanya. Kenyamanan kita pada seorang pemimpin setidaknya memberikan efek positif pada kerja-kerja yang kita lakukan sebagai prajurit. Sebaliknya, ketidaknyamanan kita pada gaya kepemimpinan seseorang akan menambah beban pada setiap pekerjaan. Ada yang bilang, faktor utama seseorang resign dari pekerjaan adalah disebabkan oleh ketidaknyamanannya pada seorang at

Pemimpin Juga Bisa Salah

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung (Serial Kepemimpinan 9) Pemimpin juga manusia, yang tak lepas dari celah kesalahan. Kesadaran ini memberikan inspirasi kepada kita sebagai pemimpin, bahwa jabatan apapun tidak membuat kita jadi orang yang kata-kata dan tindakannya pasti benar. Tersebab kelemahannya tersebut, maka hendaknya kita tidak menutup ruang diskusi atau ruang bertukar ide dan gagasan, terhadap kebijakan-kebijakan sebuah organisasi. Usulan, kritik, pendapat, sama sekali bukan aib yang dapat memudarkan kredibilitas kepemimpinan seseorang. Justru pemimpin yang matang, ialah pemimpin yang siap menerima kritikan. Hal ini yang diajarkan oleh Khalifah Abu Bakar As-sidiq dalam pidato pertamanya setelah beliau diangkat sebagai Khalifah pertama sepeninggal Rasulullah Saw. Saudara-saudara, aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik di antara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah ak

Menyiapkan Para Pengganti

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung (Serial Kepemimpinan 7) Pemimpin yang sukses ialah pemimpin yang berhasil melahirkan penerus atau pengganti yang lebih baik. Regenerasi, masih menjadi diskursus yang menarik diperbincangkan oleh para pegiat organisasi. Ibarat air yang mendiami sebuah wadah, jika lama-lama tidak diganti maka akan muncul lumut, jentik nyamuk, dan sumber penyakit. Di sini pergantian menjadi hal yang penting diperhatikan. Namun bukan sekedar ganti, tetapi harus diganti dengan yang lebih baik. Konon, tolak ukur keberhasilan sebuah angkatan, adalah bila angkatan sebelumnya berhasil melahirkan angkatan baru yang lebih baik dari sebelumnya. Dan sebaliknya, kegagalan sebuah angkatan ialah bila tidak berhasil menyiapkan atau melahirkan angkatan baru yang jauh lebih baik. Mungkin ini yang menjadi alasan orang tua yang masih eksis di puncak sehingga enggan pensiun, dengan alibi belum ada orang yang bisa menggantikannya. Melahirkan pemimpin/angkatan baru yang le

Enaknya Manusia 'Merdeka'

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung  (Serial Kepemimpinan 7). Setiap anggota dalam setiap organisasi sudah barang tentu terikat dengan yang namanya aturan organisasi. Selain aturan organisasi, seorang anggota juga kudu tunduk pada keputusan-keputusan hasil rapat/musyawarah dari sebuah organisasi.  Belum lagi setiap anggota dari sebuah organisasi harus juga mematuhi pemimpinnya. Saya terngiang betul dengan ungkapan kawan saya di organisasi nasionalis, katanya 'Pembangkangan seorang anggota kepada ketua, adalah bentuk penghianatan terhadap organisasi.' Kira-kira versi organisasi Islamnya: 'Sami'na wato'na'. Keputusan-keputusan organisasi kadang tidak sesuai dengan kehendak hati. Disinilah kita diuji, sejauhmana kematangan kita menghadapi situasi seperti ini. Di sini kita perlu hati-hati, sebab keputusan organisasi memang tidak serta merta lahir dari ruang hampa. Pasti ada pertimbangan yang mempengaruhi keputusan tersebut. Apalagi keputusan tersebut dip

Kemarin A, Sekarang B, Besok C

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung (Serial Kepemimpinan 6) Inkonsistensi, seolah hal lumrah bagi para pegiat politik di kolam demokrasi. Kemarin bilang A, sekarang B, besok lain lagi. Misalnya, dulu ada partai politik yang sangat lantang mengatakan 'tolak kenaikan harga BBM!', namun ketika partai tersebut jadi penguasa, justru mereka sendiri yang mengeluarkan kebijakan kenaikan harga BBM. Kemarin lantang mengkritisi pemerintah, kini tak lagi garang sebab telah dikasih jatah kedudukan, misalnya sebagai menteri, dirut, atau stafsus. Kemarin bilang ingin mendukung A, kini bilang mendukung B. Mungkin besok bisa jadi ke C. Kira-kira begitu penilaian publik terhadap politik beserta pegiat-pegiatnya. Kata-katanya sulit dipegang. Maka wajar jika banyak masyarakat yang apolitis. Mereka putus asa terhadap pergulatan politik, sehingga mereka tidak peduli lagi dengan politik, pemerintahan, partai, dan seputarnya. Lantas, bagaimanakah seharusnya kita melihat situasi sepe

Gemar Nyebar Toxic? Kurang-Kuranginlah

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung (Serial Kepemimpinan 5) Media sosial seolah telah menjadi kehidupan kedua setelah dunia nyata yang tak kalah penuh liku ini. Hadirnya media sosial 10 tahun terakhir ini kurang lebih telah banyak merubah tatanan kehidupan sosial saat media sosial belum ada. Dari sini kita melihat bahwa tatanan dunia baru, bukan hal baru dan tidak perlu menunggu pandemi untuk merasakannya. Tatanan dunia baru telah terjadi secara terus menerus, dalam perkembangan sosial hidup manusia. Tatanan dunia baru di musim sosial media 10 tahun terakhir ini juga praktis menghadirkan ragam entitas dengan karakteristik yang begitu variatif. Sehingga sosial media tak hanya digunakan oleh orang-orang yang dianggap baik, orang-orang yang dianggap tidak baik juga turut melengkapi ruangan dalam jaringan tersebut. Tak hanya digunakan oleh kelompok mewah, tetapi juga digunakan oleh kalangan bawah. Tak hanya menjadi dinding ratapan bagi kaum jomblo merana, tetapi juga dijad

Namanya Juga Risiko Perjuangan

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung (Serial Kepemimpinan 4) Bila kita membaca bagaimana risiko yang dialami oleh para pahlawan masa lalu, maka kita akan menemukan beberapa jenis risiko terberat yang mereka hadapi dalam sebuah perjuangan. Pertama, pengasingan. Mereka dibuang ke tempat yang jauh dari tempat asal mereka tinggal. Kedua, kurungan. Mereka ditahan di penjara untuk menjalani hukuman. Ketiga, kematian. Mereka gugur di tengah jalan perjuangan. Ini merupakan risiko paling berat, sebab berkaitan dengan nyawa yang hilang dan tak akan dapat kembali sedetik pun. Dari semua risiko perjuangan tersebut, muncul sebuah ungkapan yang mengandung makna bahwa apapun risikonya, mereka tetap dapat kemuliaan jika memperjuangkan kebenaran. Bila mereka diasingkan, maka mereka justru akan membangun basis gerakan baru di wilayah tersebut. Bila mereka dipenjara, justru disitulah tempat yang tepat untuk beruzlah, mendekatkan diri kepada Allah, dan momentum paling produktif untuk me

Pada Apa Kita Terjebak?

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung (Serial Kepemimpinan 3) Keterjebakan kita pada sebuah masalah, menandakan bahwa disitulah level dan kualitas diri kita. Bila kita terjebak pada hal-hal kecil, mungkin memang itulah potret diri kita. Dan sebaliknya. Coba kita cek, perbincangan apa sih yang selalu kita bahas dalam 10 tahun terakhir ini? Kalau perbincangan yang kita bahas dalam 10 tahun terakhir ini masih itu-itu aja, Fiks kita memang sedang terjebak pada hal yang sama. Pertanyaannya, terjebak pada hal apakah kita selama 10 tahun terakhir ini? Ada seseorang yang dari tahun ke tahun selalu membahas tentang narasi-narasi besar Indonesia masa depan. Misalnya, kalau kita baca buku atau orasinya Anis Matta, sebetulnya sosok ini bukan baru sekarang menggunakan diksi 'Gelombang'. Diksi 'Gelombang' sudah beliau gunakan sejak dulu sekali. Simplifikasinya, Anis Matta terjebak pada sebuah 'gelombang' untuk Indonesia. Selain gelombang, pikirannya juga ter

Post Power Syndrome

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung (Serial Kepemimpinan 2) Saya teringat dengan pesan dari salah satu guru saya, kira-kira beliau memberikan nasihat tentang menyikapi sebuah jabatan tertentu. Letakkan jabatan itu di genggaman, dan jangan sampai jabatan tersebut masuk ke dalam dada-dada kita. Sebab jika masuk ke dalam dada kita, maka jabatan tersebut akan mengendalikan diri kita. Namun jika jabatan itu ada di genggaman, maka kitalah yang akan mengendalikannya.  Seseorang yang dalam kurun waktu tertentu memegang jabatan tertentu, biasanya tidak mudah untuk melepaskan jabatannya begitu saja. Apalagi posisi jabatan tersebut juga digunakan untuk mencari sumber penghasilan. Sedangkan usia seseorang tidak ada yang abadi, serta jabatan juga punya durasi. Di sini pentingnya kita menyadari bahwa tidak ada yang abadi. Boleh jadi hari ini jabatan kita mentereng, mungkin sebagai pejabat negara atau pimpinan organisasi yang memiliki nilai presticius, fasilitas dibiayai negara atau organ

Sikap Negarawan dan Kematangan Berpolitik

Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung (Serial Kepemimpinan) Menimbang sikap negarawan dan kematangan berpolitik seseorang, agaknya menjadi diskursus yg selalu menarik dalam dunia per-gibahan duniawi. Konon, dalih akan bolehnya menggibah ini adalah dalam upaya mencari model kepemimpinan ideal, sebab kita adalah calon pemimpin di masa depan, katanya. Ternyata mencari sosok negarawan yang memiliki kematangan berpolitik itu tidak mudah. Barangkali sering kita menyaksikan orang-orang memasukkan persoalan politik ke dalam hati dan perasaannya, yang berimbas pada pendeknya sumbu kedewasaan alias kekanak-kanakan. Perasaanya mudah diombang-ambing oleh manuver lawan politik atau situasi politik yang tengah dihadapinya. Gengsi, emosi, dilema, campur aduk menutupi objektifitas dalam memandang keadaan. Keputusan yang diambil bukan lagi karena untuk kepentingan umat, tetapi gara-gara ingin memenuhi hasrat emosinya yang arogan dan feodal. Sikap negarawan yang memiliki kematangan berpolitik