Langsung ke konten utama

Sekilas Kemunculan Ketaatan



Serial Kepemimpinan 11

 

Sebagai seorang pemimpin, kita selalu merasa ingin ditaati oleh anggotanya. Kita pun tentunya senang dengan anggota-anggota yang taat, dan kadang kesal dengan anggota yang tidak taat. Fenomena itu biasa dalam sebuah organisasi.

 

Yang perlu kita sadari, ketaatan seorang anggota pada pimpinannya bukanlah hal yang instan, melainkan harus melalui serangkaian proses tahapan. Sehingga seorang pemimpin tidak bisa serta merta menuntut setiap anggotanya untuk taat, padahal anggotanya belum pernah diberikan pemahaman tentang apa hak dan kewajibannya sebagai seorang anggota.

 

Bila mengambil inspirasi dari Hasan Al-Banna, maka kita dapat temukan pelajaran bagaimana Ia membagi tahapan proses seseorang menuju pribadi yang nantinya bisa diambil komitmen ketaatannya dalam sebuah organisasi. (Taat yang dimaksud oleh Hasan Al-Banna, ialah ditunaikannya perintah dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas)

 

Tiga tahap itu ialah; Pengenalan, Pembentukan dan Aksi/berperan.

 

Pertama, tahap pengenalan terhadap calon anggota. Dalam tahap ini informasi mengenai prinsip-prinsip umum organisasi dikenalkan secara umum kepada calon anggota organisasi. Dalam tahapan ini belum ada tuntutan ketaatan, sebab belum ada pembebanan yang strategis. Dalam tahap ini, pengurus organisasi menjalin hubungan yang baik dengan calon anggota yang memiliki keinginan berkontribusi.

 

Kedua, pembentukan kesiapan anggota. Dalam tahap ini seorang yang telah terseleksi jadi anggota organisasi dibentuk menjadi seorang yang siap menjalankan kerja-kerja organisasi. Muncul pula slogan pada tahap ini ialah: "perintah dan taat", tanpa keraguan. Internalisasi nilai-nilai prinsip organisasi ditanamkan secara lebih dalam kepada setiap anggota organisasi secara khusus dengan serangkaian agenda pembinaan yang harus diikuti oleh setiap anggota organisasi.

 

Ketiga, setelah seorang anggota memiliki pengetahuan yang matang terhadap nilai-nilai prinsip dan tujuan organisasi, serta Ia juga telah melalui berbagai pembinaan dan pelatihan dalam rangka pembentukan jati diri anggota, maka tahap selanjutnya ialah aksi-aksi kontribusi mewujudkan tujuan organisasi. Dalam tahapan ini, seorang anggota telah benar-benar menjadi anggota seutuhnya dan siap mewujudkan tujuan organisasi, apapun cobaan yang harus ditanggung. Seorang anggota dalam tahap ini bahkan berikrar untuk menjalankan amanah organisasi dengan baik.

 

Sa'id Hawa, memberikan dua kata kunci agar seorang anggota memiliki ketaatan sempurna. Dua kata kunci itu ialah ilmu dan kepercayaan. Oleh karenanya, pada tahap pertama tidak ada tuntutan ketaatan secara penuh bagi seorang anggota organisasi, sebab pada tahap pertama hanya pengenalan. Setelah kenal dan percaya maka seorang anggota masuk ke tahap pembinaan di tahap kedua, dan diambil perannya di peringkat ketiga. Ketaatan di peringkat ini mutlak adanya.

 

Ketaatan seorang anggota pada pimpinannya merupakan bagian yang cukup penting. Bagaimana mungkin organisasi dapat berjalan dengan baik, bila tidak ada ketaatan di dalamnya. Bagaimana mungkin ketaatan akan terbentuk, bila tidak ada kepercayaan dari seorang anggota kepada pemimpinnya? 


Ketaatan tidak hadir secara tiba-tiba. Ketaatan sejati lahir dari fondasi yang kuat, melalu proses. Lalu bagaimana jika proses tersebut sudah dilalui, namun tidak membentuk ketaatan dalam diri anggota organisasi? Insya Allah kita lanjut di serial berikutnya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Yang Diperingati Satu Mei

  Oleh: Imam Maulana, S.Sos (Direktur Socialedu Center)   Di tengah genosida yang masih terjadi di Gaza oleh Israel, hari ini 1 Mei kita diajak untuk mengingat tentang sekelompok manusia yang terus berjuang dan melakukan perlawanan pada ketidakadilan. Cerita perjuangan dan perlawanan ini barangkali adalah memang agenda yang tidak terpisahkan dari kisah perjalanan umat manusia dalam melawan segala bentuk kedzaliman. Ada yang berjuang untuk mempertahankan tanah airnya seperti yang masih dilakukan oleh bangsa Palestina hingga hari ini, ada juga yang berjuang untuk memperoleh hak-haknya seperti kaum pejuang yang kita peringati hari ini. Kaum yang kita peringati hari ini memiliki peran penting pada hajat hidup orang banyak. Mereka adalah orang-orang yang membangun jalan yang kita lalui, mereka juga mengolah makanan enak yang kita makan, menjahit pakaian yang kita pakai, bahkan mereka juga adalah orang-orang yang membuat sepatu yang kita gunakan . Mereka adalah manusia-manusia dibal...

8 Tahun Menikah dan Pentingnya Kehangatan Keluarga

26 Maret 2025 merupakan hari jadi pernikahan kami yang ke 8 tahun. Usia yang terasa begitu panjang meski seperti baru kemarin kami menjalani akad nikah. 8 tahun yang berlalu tentu ada banyak dinamika yang telah kami lalui. Baik dinamika yang kami alami berdua maupun dinamika yang kami saksikan pada lingkungan sekitar. Atas dinamika yang terjadi, ada satu hal yang kami potret sebagai sesuatu yang kami anggap penting, yaitu adalah sebuah kehangatan dalam berkeluarga. Sebab kami merasa, kehangatan keluarga ini memberikan pengaruh pada kualitas personal setiap anggota keluarga. Semakin hangat hubungan sebuah keluarga, maka akan semakin baik psikis dari setiap anggota keluarga, dan semakin baik psikis seseorang maka ia akan tumbuh jadi seseorang yang memiliki positif vibes, produktif berkarya, serta mampu membagi cinta pada banyak pihak sebab tangki cintanya terisi dengan baik. Begitupun sebaliknya, keringnya hubungan sebuah keluarga akan memberikan dampak negatif pada setiap anggota kelu...

Mau Hidup 1000 Tahun Lagi

by: imammers                                 Suatu ketika ada pohon yang amat besar di sebuah desa. Akarnya kekar mencengkram tanah. Batang-batangnya membentang mengarah ke langit. Daun-daunnya yang hijau setia memayungi bumi. Saat angin bertiup keluarlah suara-suara merdu. Bisa jadi ia memiliki usia puluhan tahun atau bahkan sampai ratusan dan ribuan tahun. Setiap tahun pohon tersebut dapat menghasilkan buah-buahan yang cukup menghidupi desa dari kelaparan. Tapi, kebanyakan orang-orang desa tidak mengetahui kapan pohon besar itu mulai muncul dan tidak peduli sampai kapan pohon itu ada. Dengan berbagai cara, orang-orang desa mengambil buah dari pohon itu. Ada yang melemparinya dengan batu-batu hingga buahnya jatuh. Ada yang menyogok-nyogok dengan sebilah bambu. Ada pula yang menggoyang-goyang dahannya. Setelah mereka dapat buahny...