Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung
(Serial Kepemimpinan 5)
Media sosial seolah telah menjadi kehidupan kedua setelah dunia nyata yang tak kalah penuh liku ini. Hadirnya media sosial 10 tahun terakhir ini kurang lebih telah banyak merubah tatanan kehidupan sosial saat media sosial belum ada.
Dari sini kita melihat bahwa tatanan dunia baru, bukan hal baru dan tidak perlu menunggu pandemi untuk merasakannya. Tatanan dunia baru telah terjadi secara terus menerus, dalam perkembangan sosial hidup manusia.
Tatanan dunia baru di musim sosial media 10 tahun terakhir ini juga praktis menghadirkan ragam entitas dengan karakteristik yang begitu variatif.
Sehingga sosial media tak hanya digunakan oleh orang-orang yang dianggap baik, orang-orang yang dianggap tidak baik juga turut melengkapi ruangan dalam jaringan tersebut. Tak hanya digunakan oleh kelompok mewah, tetapi juga digunakan oleh kalangan bawah. Tak hanya menjadi dinding ratapan bagi kaum jomblo merana, tetapi juga dijadikan album tempat menyimpan potret kebahagiaan sebuah pasangan keluarga.
Sosial media, bahkan tak sekedar digunakan sebagai mengisi kekosongan, melainkan digunakan sebagai wadah bagi para Da'i, Motivator, Guru, dan orang-orang yang gemar menyebar kebaikan.
Di sudut lain, sosial media juga digunakan untuk arena baku hantam, menyebar kebohongan, memicu pertikaian, oleh orang-orang yang gemar berseteru. Perseteruan seolah telah menjadi jalan ninja mereka.
Nyaris setiap hari saya melihat pemandangan tak sedap dari beberapa komentar di beberapa postingan, yang di-posting oleh beberapa orang. Bukan, bukan karena isi komentarnya bicara jorok, tapi karena bersifat provokatif, julid, dan mengandung konflik sensitif antar perorangan. Isi komentar nya sangat tidak substansial, lebih kepada emosional. Pokoknya tidak Pancasilais, lah...
Kelakuan mereka mirip Buzzernya Jokowi dan Buzzernya Prabowo dalam kontes Pilpres dua periode ini.
Mager juga nulis panjang-panjang, intinya saya mau bilang, kalau peradaban besar tidak bisa dibangun oleh orang-orang yang berkarakter Buzzerp. Gemar memecah belah persatuan, gemar menyebar toxic dalam ruang perbedaan, gemar memprovokasi dalam keburukan..
Nikmati keseruan sosial media sebagai tatanan kehidupan yang baru ini dengan semangat persatuan, bukan semangat perang-perangan.
Salam Pancasila..
Mantul
BalasHapus