Langsung ke konten utama

Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya






Setiap kali kita bersama anak, setiap kali itu juga adalah momen untuk meng-edukasi dan memberikan pelajaran berharga bagi mereka. Misalnya ketika anak kita terjatuh saat berjalan atau berlari. Umumnya orang tua akan langsung membangunkan anak. Namun hal ini jika sering dilakukan, akan membentuk rasa ketergantungan mereka pada orang tuanya. Sehingga suatu kali mereka terjatuh, mereka tidak akan bangun kecuali dibangunkan orang tuanya.

Apalagi misalnya, membangunkan anaknya sembari marah-marah. Sudah jatuh, tertimpa omelan orang tuanya, hancurlah kepercayaan diri anak. Padahal anak tidak salah apa-apa. Wajar jika anak-anak lebih memilih nangis dan teriak-teriak ga jelas, daripada pusing dengerin ocehan orang tuanya.

Lalu bagaimana seharusnya sikap orang tua ketika anak jatuh (tersandung) saat berjalan/berlari? mungkin ini bisa jadi alternatif :

1. Berikan semangat dan ajarkan mereka untuk bangun sendiri. Dengan begini, kita sedang membangun kemandirian dan ketangguhan kepada mereka. Tentunya kita juga perlu melihat kondisinya seperti apa, jika dalam kondisi bahaya, ya tentu jangan tinggal diam.

2. Setelah mereka bangun sendiri, peluk, dekati dan cek kondisi mereka. Khawatir jika ada sesuatu yang serius, agar bisa diantisipasi sejak dini. Hal ini juga bisa ditanyakan secara langsung kepada mereka, apakah ada yang sakit atau tidak.

3. Edukasi mereka untuk lebih berhati-hati ketika sedang jalan atau berlari.  

Membangun kemandirian dan ketangguhan anak merupakan sebuah kebaikan bagi mereka. Agar saat kita tua dan tidak bisa bersama mereka lagi, mereka sudah tumbuh menjadi orang mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. 

Terlepas daripada hal tersebut, pengawasan orang tua terhadap anak-anak sangat penting dilakukan. Berikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi apapun, asalkan safety dan tidak melewati batas kepatutan.

Jangan karena kita malas mengawasi dan menjaga, kita justru melempari anak dengan ribuan kata larangan, ribuan kata menakutkan, ribuan kata kebohongan, dan ribuan sikap yang membentuk mindset kurang baik.

Pada prakteknya memang sangat tidak mudah. Tapi, tidak ada salahnya untuk diusahakan..
---------------
Gitu kata istri saya.

#sabtumingguedisikeluarga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Buku Komitmen Muslim Sejati (Ust. Fathi Yakan) Bagian Pertama

BAB PERTAMA APA ARTINYA SAYA MENGAKU MUSLIM? Bagian pertama buku ini memaparkan karakteristik terpenting yang harus ada pada diri seseorang agar ia menjadi muslim sejati. Berikut akan di bahas secara ringkas karakteristik paling menonjol yang harus ada pada diri seorang muslim agar pengakuannya sebagai penganut agama ini merupakan pengakuan yang benar dan jujur.  Dalil: Qs. Al-Hajj:78 Karakteristik yang harus dimiliki agar menjadi seorang muslim sejati adalah sebagai berikut: Pertama : SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKIDAH SAYA          Syarat pertama pengakuan sebagai muslim dan sebagai pemeluk agama ini adalah hendaklah akidah seorang muslim adalah akidah yang benar dan sahih, selaras dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan sunah Rasulullah Saw. Konsekuensi dari mengislamkan akidah saya: 1.            Saya harus meyakini bahwa pencipta alam ini adalah Allah Yang Hakim (Mahabija...

Mereka Yang Diperingati Satu Mei

  Oleh: Imam Maulana, S.Sos (Direktur Socialedu Center)   Di tengah genosida yang masih terjadi di Gaza oleh Israel, hari ini 1 Mei kita diajak untuk mengingat tentang sekelompok manusia yang terus berjuang dan melakukan perlawanan pada ketidakadilan. Cerita perjuangan dan perlawanan ini barangkali adalah memang agenda yang tidak terpisahkan dari kisah perjalanan umat manusia dalam melawan segala bentuk kedzaliman. Ada yang berjuang untuk mempertahankan tanah airnya seperti yang masih dilakukan oleh bangsa Palestina hingga hari ini, ada juga yang berjuang untuk memperoleh hak-haknya seperti kaum pejuang yang kita peringati hari ini. Kaum yang kita peringati hari ini memiliki peran penting pada hajat hidup orang banyak. Mereka adalah orang-orang yang membangun jalan yang kita lalui, mereka juga mengolah makanan enak yang kita makan, menjahit pakaian yang kita pakai, bahkan mereka juga adalah orang-orang yang membuat sepatu yang kita gunakan . Mereka adalah manusia-manusia dibal...

8 Tahun Menikah dan Pentingnya Kehangatan Keluarga

26 Maret 2025 merupakan hari jadi pernikahan kami yang ke 8 tahun. Usia yang terasa begitu panjang meski seperti baru kemarin kami menjalani akad nikah. 8 tahun yang berlalu tentu ada banyak dinamika yang telah kami lalui. Baik dinamika yang kami alami berdua maupun dinamika yang kami saksikan pada lingkungan sekitar. Atas dinamika yang terjadi, ada satu hal yang kami potret sebagai sesuatu yang kami anggap penting, yaitu adalah sebuah kehangatan dalam berkeluarga. Sebab kami merasa, kehangatan keluarga ini memberikan pengaruh pada kualitas personal setiap anggota keluarga. Semakin hangat hubungan sebuah keluarga, maka akan semakin baik psikis dari setiap anggota keluarga, dan semakin baik psikis seseorang maka ia akan tumbuh jadi seseorang yang memiliki positif vibes, produktif berkarya, serta mampu membagi cinta pada banyak pihak sebab tangki cintanya terisi dengan baik. Begitupun sebaliknya, keringnya hubungan sebuah keluarga akan memberikan dampak negatif pada setiap anggota kelu...