Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung
(Serial Kepemimpinan 9)
Pemimpin juga manusia, yang tak lepas dari celah kesalahan. Kesadaran ini memberikan inspirasi kepada kita sebagai pemimpin, bahwa jabatan apapun tidak membuat kita jadi orang yang kata-kata dan tindakannya pasti benar.
Tersebab kelemahannya tersebut, maka hendaknya kita tidak menutup ruang diskusi atau ruang bertukar ide dan gagasan, terhadap kebijakan-kebijakan sebuah organisasi.
Usulan, kritik, pendapat, sama sekali bukan aib yang dapat memudarkan kredibilitas kepemimpinan seseorang. Justru pemimpin yang matang, ialah pemimpin yang siap menerima kritikan.
Hal ini yang diajarkan oleh Khalifah Abu Bakar As-sidiq dalam pidato pertamanya setelah beliau diangkat sebagai Khalifah pertama sepeninggal Rasulullah Saw.
Saudara-saudara, aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik di antara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku. Sifat jujur itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan. ....
Bila sekelas Khalifah saja terbuka dengan kritik, maka siapakah kita yang anti terhadap kritikan?
Sikap anti kritik, merasa lebih baik, merasa lebih pengalaman, merasa lebih senior, adalah sikap-sikap jahiliah yang patut kita tinggalkan dalam menjalani sebuah organisasi.
Jabatan, pengalaman, harta kekayaan, bahkan ilmu setinggi langit, tidak pernah membuat kita boleh merasa lebih baik dan menganggap orang lain lebih rendah, Sehingga kita menutup diri pada nasehat, kritik, yang disampaikan kepada kita oleh orang yang mungkin saja strata sekolahnya lebih rendah dari kita.
Perasaan merasa lebih baik adalah sebab iblis tergelincir pada kesesatan.
Komentar
Posting Komentar