Langsung ke konten utama

Sikap Negarawan dan Kematangan Berpolitik



Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung
(Serial Kepemimpinan)

Menimbang sikap negarawan dan kematangan berpolitik seseorang, agaknya menjadi diskursus yg selalu menarik dalam dunia per-gibahan duniawi. Konon, dalih akan bolehnya menggibah ini adalah dalam upaya mencari model kepemimpinan ideal, sebab kita adalah calon pemimpin di masa depan, katanya.

Ternyata mencari sosok negarawan yang memiliki kematangan berpolitik itu tidak mudah. Barangkali sering kita menyaksikan orang-orang memasukkan persoalan politik ke dalam hati dan perasaannya, yang berimbas pada pendeknya sumbu kedewasaan alias kekanak-kanakan.

Perasaanya mudah diombang-ambing oleh manuver lawan politik atau situasi politik yang tengah dihadapinya. Gengsi, emosi, dilema, campur aduk menutupi objektifitas dalam memandang keadaan. Keputusan yang diambil bukan lagi karena untuk kepentingan umat, tetapi gara-gara ingin memenuhi hasrat emosinya yang arogan dan feodal.

Sikap negarawan yang memiliki kematangan berpolitik bukan berarti bersikap permisif, yang tampak bijak-sana dan bijak-sini, serta mengabaikan prinsip-prinsip keadilan. Asal semua senang, asal posisi aman, asal kebagian, di waktu yang sama rakyat dijadikan korban kepentingan fulitik.

Seorang negarawan yang memiliki kematangan berpolitik juga bukan berarti abai pada nilai-nilai idealisme. Prinsip mesti tetap teguh, katanya, dan strategi mesti luwes. Katakan putih adalah putih, katakan abu-abu adalah abu-abu.

Adakalanya keras, ada juga saatnya santuy. Keras pada kebatilan, santuy pada hal yang kurang substansial, dan berkasih sayang pada kebaikan.

Memiliki ruang yang lapang pada perbedaan, tapi bukan berarti membiarkan penghianatan. Egaliter, memaafkan, tapi jeli pada anasir-anasir jahat.

Terbuka, dan memiliki daya tahan yang kuat pada kritikan, umpatan, atau cibiran.

Sosok negarawan yang matang dalam berpolitik, mungkin adalah sosok ideal yang dibutuhkan oleh negeri ini, setidaknya agar iklim demokrasi kita naik kelas dan berkualitas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Yang Diperingati Satu Mei

  Oleh: Imam Maulana, S.Sos (Direktur Socialedu Center)   Di tengah genosida yang masih terjadi di Gaza oleh Israel, hari ini 1 Mei kita diajak untuk mengingat tentang sekelompok manusia yang terus berjuang dan melakukan perlawanan pada ketidakadilan. Cerita perjuangan dan perlawanan ini barangkali adalah memang agenda yang tidak terpisahkan dari kisah perjalanan umat manusia dalam melawan segala bentuk kedzaliman. Ada yang berjuang untuk mempertahankan tanah airnya seperti yang masih dilakukan oleh bangsa Palestina hingga hari ini, ada juga yang berjuang untuk memperoleh hak-haknya seperti kaum pejuang yang kita peringati hari ini. Kaum yang kita peringati hari ini memiliki peran penting pada hajat hidup orang banyak. Mereka adalah orang-orang yang membangun jalan yang kita lalui, mereka juga mengolah makanan enak yang kita makan, menjahit pakaian yang kita pakai, bahkan mereka juga adalah orang-orang yang membuat sepatu yang kita gunakan . Mereka adalah manusia-manusia dibal...

8 Tahun Menikah dan Pentingnya Kehangatan Keluarga

26 Maret 2025 merupakan hari jadi pernikahan kami yang ke 8 tahun. Usia yang terasa begitu panjang meski seperti baru kemarin kami menjalani akad nikah. 8 tahun yang berlalu tentu ada banyak dinamika yang telah kami lalui. Baik dinamika yang kami alami berdua maupun dinamika yang kami saksikan pada lingkungan sekitar. Atas dinamika yang terjadi, ada satu hal yang kami potret sebagai sesuatu yang kami anggap penting, yaitu adalah sebuah kehangatan dalam berkeluarga. Sebab kami merasa, kehangatan keluarga ini memberikan pengaruh pada kualitas personal setiap anggota keluarga. Semakin hangat hubungan sebuah keluarga, maka akan semakin baik psikis dari setiap anggota keluarga, dan semakin baik psikis seseorang maka ia akan tumbuh jadi seseorang yang memiliki positif vibes, produktif berkarya, serta mampu membagi cinta pada banyak pihak sebab tangki cintanya terisi dengan baik. Begitupun sebaliknya, keringnya hubungan sebuah keluarga akan memberikan dampak negatif pada setiap anggota kelu...

Mau Hidup 1000 Tahun Lagi

by: imammers                                 Suatu ketika ada pohon yang amat besar di sebuah desa. Akarnya kekar mencengkram tanah. Batang-batangnya membentang mengarah ke langit. Daun-daunnya yang hijau setia memayungi bumi. Saat angin bertiup keluarlah suara-suara merdu. Bisa jadi ia memiliki usia puluhan tahun atau bahkan sampai ratusan dan ribuan tahun. Setiap tahun pohon tersebut dapat menghasilkan buah-buahan yang cukup menghidupi desa dari kelaparan. Tapi, kebanyakan orang-orang desa tidak mengetahui kapan pohon besar itu mulai muncul dan tidak peduli sampai kapan pohon itu ada. Dengan berbagai cara, orang-orang desa mengambil buah dari pohon itu. Ada yang melemparinya dengan batu-batu hingga buahnya jatuh. Ada yang menyogok-nyogok dengan sebilah bambu. Ada pula yang menggoyang-goyang dahannya. Setelah mereka dapat buahny...