Langsung ke konten utama

Namanya Juga Risiko Perjuangan



Pergibahan Duniawi di Sudut Grup WA Terselubung
(Serial Kepemimpinan 4)


Bila kita membaca bagaimana risiko yang dialami oleh para pahlawan masa lalu, maka kita akan menemukan beberapa jenis risiko terberat yang mereka hadapi dalam sebuah perjuangan.

Pertama, pengasingan. Mereka dibuang ke tempat yang jauh dari tempat asal mereka tinggal.

Kedua, kurungan. Mereka ditahan di penjara untuk menjalani hukuman.

Ketiga, kematian. Mereka gugur di tengah jalan perjuangan. Ini merupakan risiko paling berat, sebab berkaitan dengan nyawa yang hilang dan tak akan dapat kembali sedetik pun.

Dari semua risiko perjuangan tersebut, muncul sebuah ungkapan yang mengandung makna bahwa apapun risikonya, mereka tetap dapat kemuliaan jika memperjuangkan kebenaran.

Bila mereka diasingkan, maka mereka justru akan membangun basis gerakan baru di wilayah tersebut. Bila mereka dipenjara, justru disitulah tempat yang tepat untuk beruzlah, mendekatkan diri kepada Allah, dan momentum paling produktif untuk membuat sebuah karya-karya besar berupa tulisan dari balik jeruji besi. Bila mereka mati, justru itu yang mereka harapkan. Pergi dalam keadaan sedang memperjuangkan kebenaran, dan berharap mendapat kesyahidan.

(Contoh tokoh-tokohnya cari sendiri, yak..)

So, kalau hanya tidak bisa makan, tidak punya uang karena habis dipakai dalam berjuang, kalah dalam pencalegan, dipecat dari ASN/PNS, diancam kanan-kiri, usahanya diboikot, kehilangan pekerjaan, di DO dari kampus, kira-kira masih termasuk risiko yang ringan. (Jujur aja ini juga berat sebetulnya bagi saya)

Setiap tindakan yang kita lakukan, mengandung risikonya masing-masing. Penyikapan kita terhadap risiko juga beragam. Ada yang berani dan ada yg takut ambil risiko.

Sy jadi teringat dengan ingatan receh saya tentang sebuah video yang menggambarkan ada seseorang ingin menyebrang jalan. Saat itu suasana jalan sangat ramai dengan lalu lalang kendaraan. Orang tersebut ragu untuk menyebrang. Sesaat Dia mencoba untuk menyebrang, lalu Dia mundur, dan begitu terus. Namun datanglah seseorang yang lumpuh kakinya, menyebrang dengan penuh keberanian, dan akhirnya seseorang yang lumpuh tersebut berhasil menyeberangi jalan yang ramai dengan lalu lalang kendaraan tersebut.

Dari cuplikan video itu, dapat kita ambil pelajaran bahwa sorang yg takut mengambil risiko, sampai kapanpun tidak akan mendapatkan kemenangan yang besar. Dan orang yang berani ambil risiko besar, maka Dia akan mencapai tujuan.

Namun kalau kita kulik lagi, sebetulnya mungkin orientasi dari seorang pemberani itu bukan hanya tujuan, tetapi proses. Mungkin Dia juga seorang yang pintar analisisnya, dan memiliki kesadaran bahwa jikapun tertabrak di tengah jalan, Dia tertabrak sebagai seseorang yang mulia.

Lain cerita dengan orang yang takut. Kelemahan Dia menganalisis boleh jadi penyebab kenapa Dia takut, ragu, dan tidak percaya diri. Ditambah dengan kesadaran yang rendah terhadap kemuliaan sebuah perjuangan.

Pengetahuan yang mumpuni, yang dilengkapi dengan kesadaran yang kuat terhadap cita-cita mulia, telah membentuk keberanian yang tinggi di dalam jiwa para pahlawan masa lalu.

Demi negeri ini bebas dari penjajahan, apapun mereka lakukan. Tidak peduli dengan risiko-risiko yang nanti akan dihadapi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Yang Diperingati Satu Mei

  Oleh: Imam Maulana, S.Sos (Direktur Socialedu Center)   Di tengah genosida yang masih terjadi di Gaza oleh Israel, hari ini 1 Mei kita diajak untuk mengingat tentang sekelompok manusia yang terus berjuang dan melakukan perlawanan pada ketidakadilan. Cerita perjuangan dan perlawanan ini barangkali adalah memang agenda yang tidak terpisahkan dari kisah perjalanan umat manusia dalam melawan segala bentuk kedzaliman. Ada yang berjuang untuk mempertahankan tanah airnya seperti yang masih dilakukan oleh bangsa Palestina hingga hari ini, ada juga yang berjuang untuk memperoleh hak-haknya seperti kaum pejuang yang kita peringati hari ini. Kaum yang kita peringati hari ini memiliki peran penting pada hajat hidup orang banyak. Mereka adalah orang-orang yang membangun jalan yang kita lalui, mereka juga mengolah makanan enak yang kita makan, menjahit pakaian yang kita pakai, bahkan mereka juga adalah orang-orang yang membuat sepatu yang kita gunakan . Mereka adalah manusia-manusia dibal...

8 Tahun Menikah dan Pentingnya Kehangatan Keluarga

26 Maret 2025 merupakan hari jadi pernikahan kami yang ke 8 tahun. Usia yang terasa begitu panjang meski seperti baru kemarin kami menjalani akad nikah. 8 tahun yang berlalu tentu ada banyak dinamika yang telah kami lalui. Baik dinamika yang kami alami berdua maupun dinamika yang kami saksikan pada lingkungan sekitar. Atas dinamika yang terjadi, ada satu hal yang kami potret sebagai sesuatu yang kami anggap penting, yaitu adalah sebuah kehangatan dalam berkeluarga. Sebab kami merasa, kehangatan keluarga ini memberikan pengaruh pada kualitas personal setiap anggota keluarga. Semakin hangat hubungan sebuah keluarga, maka akan semakin baik psikis dari setiap anggota keluarga, dan semakin baik psikis seseorang maka ia akan tumbuh jadi seseorang yang memiliki positif vibes, produktif berkarya, serta mampu membagi cinta pada banyak pihak sebab tangki cintanya terisi dengan baik. Begitupun sebaliknya, keringnya hubungan sebuah keluarga akan memberikan dampak negatif pada setiap anggota kelu...

Mau Hidup 1000 Tahun Lagi

by: imammers                                 Suatu ketika ada pohon yang amat besar di sebuah desa. Akarnya kekar mencengkram tanah. Batang-batangnya membentang mengarah ke langit. Daun-daunnya yang hijau setia memayungi bumi. Saat angin bertiup keluarlah suara-suara merdu. Bisa jadi ia memiliki usia puluhan tahun atau bahkan sampai ratusan dan ribuan tahun. Setiap tahun pohon tersebut dapat menghasilkan buah-buahan yang cukup menghidupi desa dari kelaparan. Tapi, kebanyakan orang-orang desa tidak mengetahui kapan pohon besar itu mulai muncul dan tidak peduli sampai kapan pohon itu ada. Dengan berbagai cara, orang-orang desa mengambil buah dari pohon itu. Ada yang melemparinya dengan batu-batu hingga buahnya jatuh. Ada yang menyogok-nyogok dengan sebilah bambu. Ada pula yang menggoyang-goyang dahannya. Setelah mereka dapat buahny...