By : Imammers
Emas adalah unsur kimia dalam table
periodic yang memiliki symbol Au (bahasa latin: ‘arum’) dan nomor atom 79.
Sebuah logam transisi (trivalent dan univalent) yang lembek, mengkilap, kuning,
berat, “malleable”, dan “ductile”. Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan
mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat
jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Emas terbentuk dari
proses magmatisme atau pengkonstrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk
karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan
pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).
Bukan hal tersebut yang nanti akan
ana bahas dalam tulisan ini. Akan tetapi Emas yang dimaksud ialah nama sebuah
angkatan yang cukup fenomenal di 5 tahun terakhir dalam ruang lingkup aktivis
dakwah kampus IAIN SMH Banten. Sudah menjadi tradisi yang melekat di tubuh ADK
IAIN SMH Banten untuk membentuk sebuah angkatan pemersatu para aktivis dakwah
kampus (ADK). Hal ini tidak terlepas dari peran-peran orang-orang terdahulu
yang lebih dulu berkecimpung di dunia gerakan dakwah kampus. Mereka lah yang
memberikan stimulus terbentuknya pemersatu angkatan.
Sebuah pemersatu angkatan dakwah ini
penting eksistensinya guna mengeratkan ukhuwah sesama aktivis dakwah yang
tergabung dari lintas wajihah. Sehingga dalam perjalanannya diharapkan dapat
saling mendukung dan tidak terjadi miss komunikasi. Forum ini juga menjadi
forum besar yang mempertemukan aktivis-aktivis dakwah yang haus akan sebuah
diskusi-diskusi tentang dakwah kampus secara keseluruhan. Saking telah
membudayanya, angkatan menjadi seperti komunitas yang melekat dalam internal
aktivis dakwah.
Layaknya Emas. Angkatan ini terbentuk
dengan proses yang cukup panjang. Sekali-kali sejarah tak bisa dinafikan.
Bagaimanapun sejarah tetaplah sejarah yang harus diceritakan secara benar di
masa yang akan datang. Bermula dari proses pengkaderan pertama salah satu
wajihah extra kampus. Di dalam agenda tersebut menuntut pesertanya untuk
membentuk nama angkatan tahun pengkaderan saat itu. Yang diharapkan bisa
menjadi pengikat angkatan pengkaderan. Kami pun segera merumuskan sebuah nama
yang pas. Beragam nama dimunculkan, sampai akhirnya salah satu ikhwah kami
bernama Akh Khaerudin yang pada saat itu ia semester 3, berbeda dengan mayoritas
kami yang masih semester 1. Ia mencetuskan nama angkatan bernama CERDAS
(Cendikiawan Remaja Dakwah 2011) yang disepakati oleh forum.
Di awal perjalanannya CERDAS begitu
melejit di tataran internal dakwa kampus. Angkatan CERDAS berkembang pesat
memecah kebuntuan dinamisasi gerakan dakwah kampus. Di awal kelahirannya CERDAS
membuat sebuah program-program mandiri. Bahkan hampir menyaingi program wajihah
yang membentuk dirinya sendiri. Teringat sekali setiap selasa dan rabu pagi
kami rutin mengadakan sebuah program yang amat kami butuhkan saat itu dan bisa
difasilitasi oleh kaka angkatan kami. Yaitu program Belajar bahasa inggris dan
belajar public speaking. Tidak hanya bergeliat dalam internal. Kami pun membuat
sebuah agenda di aula kampus mengundang Presiden mahasiswa saat itu. Walaupun
diwakili oleh wakilnya tapi kami bangga di usia kami yang masih semester 1 tapi
kami telah bisa membuat sebuah forum besar di kampus.
Entah apa yang kami lakukan dahulu
sampai bisa mengikatkan dan membentuk sense of belonging seluruh kader dalam
komunitas kecil di internal wajihah itu. Namun, yang kami rasakan adalah sebuah
kesemangatan yang bergelora dan rasa saling memiliki yang mendalam.
Setelah berjalan hampir satu tahun,
kami menyadari bahwa angkatan ini belum lengkap rasanya jika tidak menggandeng
ikhwah yang lainnya di wajihah sebelah. Karena ada beberapa dari kami yang
dualism (ikut dua wajihah), dari merekalah inisiasi-inisiasi itu muncul. Karena
wajihah dakwah tarbiyah di kampus bukan hanya satu, maka kami menyadari
perlunya kesatuan yang mempersatukan betul-betul angkatan dakwah kampus. Beberapa
kali kami melakukan konsolidasi merumuskan pertemuan angkatan yang sebelumnya
belum pernah dilakukan. Dari forum-forum kecil kami bahas, sampai di forum
perwakilan wajihah untuk menyamakan tensi bahwa angkatan ini memang betul-betul
dibutuhkan.
Untuk mensukseskan pertemuan ini,
kami membuat surat yang ditujukan kepada seluruh ikhwah yang ada di angkatan
2011. Kami betul-betul menginginkan pertemuan ini bisa terlaksana. Kami
massifkan juga informasi lewat media social dan sms jarkoman. Sampai akhirnya
agenda itu pun terlaksana. Walaupun tidak dihadiri oleh seluruhnya, tapi alamdulillah
cukup banyak yang hadir.
Hal
pertama yang kami lakukan adalah memberikan gambaran tentang urgensi kesatuan
angkatan ini. Sehingga semuanya faham dan bersepakat untuk menyatukan angkatan
ini. Para penginisasi ini ingin menjaga betul perasaan yang lain yang tidak
ikut dalam pembentukan angkatan CERDAS, sehingga penginisasi berencana untuk
tidak memakai CERDAS lagi dalam pembentukan angkatan ini. Maka forum itu pun
segera mencari nama untuk angkatan 2011. Dan nama EMAS (Era Muslim 2011) lah
yang pada saat itu disepakati oleh forum.
Supaya
angkatan ini tetap terjaga semangatnya, maka program pertama yang kami buat
ialah Jaulah (kunjungan). Kami melakukan kunjungan-kunjungan ke setiap rumah
kami. Rumah pertama yang dikunjungi saat itu ialah rumah Akh Fadli, yang berada
di daerah Waringinkurung. Di dalam jaulah itu kami tak hanya makan-makan, akan
tetapi kami mengadakan diskusi-diskusi seputar dakwah kampus. Biasalah,
mahasiswa semester awal-awal masih genit intelektual. Entah siapa yang
mengajari, kami rutin mengadakan jaulah-jaulah ini. Dari tahun 2012 sampai 2015
awal ini kami telah melakukan hamper 9 kali kunjungan ke rumah-rumah diantara
kami. Jarak berapapun tidak menjadi soal. Kami pernah ke daerah Waringinkurung,
Balaraja, Cikande, Walantaka, Serang, Cilegon dan yang terjauh adalah Banten
selatan. Dan Insya Allah di awal tahun 2015 ini kami akan mengunjungi ke daerah
Puloampel.
Emas
memang terkenal dengan jaulahnya. Tapi bukan sebatas itu saja kami mengadakan
pertemuan. Kadang-kadang kami juga mengadakan buka bersama di kampus sembari
mengasah kemampuan kami dalam berdiskusi. Atau membahas tentang problematika
yang terjadi pada saat itu.
Emas
juga terkenal dengan kesolidan dan kekompakannya. Terbukti kami memang memiliki
jumlah terbanyak diantara angkatan-angkatan yang lainnya. Setiap pertemuan
akbar seluruh angkatan, pasti kami yang memiliki quantitas terbanyak. Entah
angkatan di atas kami maupun angkatan di bawah kami, kami tetap terbanyak. Setelah
kami mengevaluasi ternyata banyaknya jumlah kami berarti angkatan yang di atas
kami berhasil mengkader. Dan sedikitnya jumlah angkatan di bawah kami,
menandakan kamilah yang gagal mengkader. Itu yang kami evaluasi 3 tahun
terakhir ini. Tapi Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, kami terus
melakukan kerja-kerja dalam mengembangkan dakwah kampus. Terutama dalam soal
kaderisasi. Sehingga regenerasi pun
dapat berjalan dengan baik. Emas tetaplah emas meski berada dalam sebuah
kotoran sekalipun. Emas tetaplah emas yang memilki daya jual tinggi. Emas
tetaplah emas, dibalik kemilau emas terdapat kisah panjang dalam proses
penempaanya menjadi emas. Era Muslim 2011, tak kan pernah pergi. Jiwa kami kan
hidup 1000 tahun lagi.
Komentar
Posting Komentar