Langsung ke konten utama

EMAS Era Muslim 2011





By : Imammers
 
            Emas adalah unsur kimia dalam table periodic yang memiliki symbol Au (bahasa latin: ‘arum’) dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalent dan univalent) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, “malleable”, dan “ductile”. Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain  yang berpadu dengannya. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonstrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).
            Bukan hal tersebut yang nanti akan ana bahas dalam tulisan ini. Akan tetapi Emas yang dimaksud ialah nama sebuah angkatan yang cukup fenomenal di 5 tahun terakhir dalam ruang lingkup aktivis dakwah kampus IAIN SMH Banten. Sudah menjadi tradisi yang melekat di tubuh ADK IAIN SMH Banten untuk membentuk sebuah angkatan pemersatu para aktivis dakwah kampus (ADK). Hal ini tidak terlepas dari peran-peran orang-orang terdahulu yang lebih dulu berkecimpung di dunia gerakan dakwah kampus. Mereka lah yang memberikan stimulus terbentuknya pemersatu angkatan.
            Sebuah pemersatu angkatan dakwah ini penting eksistensinya guna mengeratkan ukhuwah sesama aktivis dakwah yang tergabung dari lintas wajihah. Sehingga dalam perjalanannya diharapkan dapat saling mendukung dan tidak terjadi miss komunikasi. Forum ini juga menjadi forum besar yang mempertemukan aktivis-aktivis dakwah yang haus akan sebuah diskusi-diskusi tentang dakwah kampus secara keseluruhan. Saking telah membudayanya, angkatan menjadi seperti komunitas yang melekat dalam internal aktivis dakwah.
            Layaknya Emas. Angkatan ini terbentuk dengan proses yang cukup panjang. Sekali-kali sejarah tak bisa dinafikan. Bagaimanapun sejarah tetaplah sejarah yang harus diceritakan secara benar di masa yang akan datang. Bermula dari proses pengkaderan pertama salah satu wajihah extra kampus. Di dalam agenda tersebut menuntut pesertanya untuk membentuk nama angkatan tahun pengkaderan saat itu. Yang diharapkan bisa menjadi pengikat angkatan pengkaderan. Kami pun segera merumuskan sebuah nama yang pas. Beragam nama dimunculkan, sampai akhirnya salah satu ikhwah kami bernama Akh Khaerudin yang pada saat itu ia semester 3, berbeda dengan mayoritas kami yang masih semester 1. Ia mencetuskan nama angkatan bernama CERDAS (Cendikiawan Remaja Dakwah 2011) yang disepakati oleh forum.
            Di awal perjalanannya CERDAS begitu melejit di tataran internal dakwa kampus. Angkatan CERDAS berkembang pesat memecah kebuntuan dinamisasi gerakan dakwah kampus. Di awal kelahirannya CERDAS membuat sebuah program-program mandiri. Bahkan hampir menyaingi program wajihah yang membentuk dirinya sendiri. Teringat sekali setiap selasa dan rabu pagi kami rutin mengadakan sebuah program yang amat kami butuhkan saat itu dan bisa difasilitasi oleh kaka angkatan kami. Yaitu program Belajar bahasa inggris dan belajar public speaking. Tidak hanya bergeliat dalam internal. Kami pun membuat sebuah agenda di aula kampus mengundang Presiden mahasiswa saat itu. Walaupun diwakili oleh wakilnya tapi kami bangga di usia kami yang masih semester 1 tapi kami telah bisa membuat sebuah forum besar di kampus.
            Entah apa yang kami lakukan dahulu sampai bisa mengikatkan dan membentuk sense of belonging seluruh kader dalam komunitas kecil di internal wajihah itu. Namun, yang kami rasakan adalah sebuah kesemangatan yang bergelora dan rasa saling memiliki yang mendalam.
            Setelah berjalan hampir satu tahun, kami menyadari bahwa angkatan ini belum lengkap rasanya jika tidak menggandeng ikhwah yang lainnya di wajihah sebelah. Karena ada beberapa dari kami yang dualism (ikut dua wajihah), dari merekalah inisiasi-inisiasi itu muncul. Karena wajihah dakwah tarbiyah di kampus bukan hanya satu, maka kami menyadari perlunya kesatuan yang mempersatukan betul-betul angkatan dakwah kampus. Beberapa kali kami melakukan konsolidasi merumuskan pertemuan angkatan yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Dari forum-forum kecil kami bahas, sampai di forum perwakilan wajihah untuk menyamakan tensi bahwa angkatan ini memang betul-betul dibutuhkan.
            Untuk mensukseskan pertemuan ini, kami membuat surat yang ditujukan kepada seluruh ikhwah yang ada di angkatan 2011. Kami betul-betul menginginkan pertemuan ini bisa terlaksana. Kami massifkan juga informasi lewat media social dan sms jarkoman. Sampai akhirnya agenda itu pun terlaksana. Walaupun tidak dihadiri oleh seluruhnya, tapi alamdulillah cukup banyak yang hadir.
Hal pertama yang kami lakukan adalah memberikan gambaran tentang urgensi kesatuan angkatan ini. Sehingga semuanya faham dan bersepakat untuk menyatukan angkatan ini. Para penginisasi ini ingin menjaga betul perasaan yang lain yang tidak ikut dalam pembentukan angkatan CERDAS, sehingga penginisasi berencana untuk tidak memakai CERDAS lagi dalam pembentukan angkatan ini. Maka forum itu pun segera mencari nama untuk angkatan 2011. Dan nama EMAS (Era Muslim 2011) lah yang pada saat itu disepakati oleh forum.
Supaya angkatan ini tetap terjaga semangatnya, maka program pertama yang kami buat ialah Jaulah (kunjungan). Kami melakukan kunjungan-kunjungan ke setiap rumah kami. Rumah pertama yang dikunjungi saat itu ialah rumah Akh Fadli, yang berada di daerah Waringinkurung. Di dalam jaulah itu kami tak hanya makan-makan, akan tetapi kami mengadakan diskusi-diskusi seputar dakwah kampus. Biasalah, mahasiswa semester awal-awal masih genit intelektual. Entah siapa yang mengajari, kami rutin mengadakan jaulah-jaulah ini. Dari tahun 2012 sampai 2015 awal ini kami telah melakukan hamper 9 kali kunjungan ke rumah-rumah diantara kami. Jarak berapapun tidak menjadi soal. Kami pernah ke daerah Waringinkurung, Balaraja, Cikande, Walantaka, Serang, Cilegon dan yang terjauh adalah Banten selatan. Dan Insya Allah di awal tahun 2015 ini kami akan mengunjungi ke daerah Puloampel.
Emas memang terkenal dengan jaulahnya. Tapi bukan sebatas itu saja kami mengadakan pertemuan. Kadang-kadang kami juga mengadakan buka bersama di kampus sembari mengasah kemampuan kami dalam berdiskusi. Atau membahas tentang problematika yang terjadi pada saat itu.
Emas juga terkenal dengan kesolidan dan kekompakannya. Terbukti kami memang memiliki jumlah terbanyak diantara angkatan-angkatan yang lainnya. Setiap pertemuan akbar seluruh angkatan, pasti kami yang memiliki quantitas terbanyak. Entah angkatan di atas kami maupun angkatan di bawah kami, kami tetap terbanyak. Setelah kami mengevaluasi ternyata banyaknya jumlah kami berarti angkatan yang di atas kami berhasil mengkader. Dan sedikitnya jumlah angkatan di bawah kami, menandakan kamilah yang gagal mengkader. Itu yang kami evaluasi 3 tahun terakhir ini. Tapi Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, kami terus melakukan kerja-kerja dalam mengembangkan dakwah kampus. Terutama dalam soal kaderisasi. Sehingga regenerasi pun  dapat berjalan dengan baik. Emas tetaplah emas meski berada dalam sebuah kotoran sekalipun. Emas tetaplah emas yang memilki daya jual tinggi. Emas tetaplah emas, dibalik kemilau emas terdapat kisah panjang dalam proses penempaanya menjadi emas. Era Muslim 2011, tak kan pernah pergi. Jiwa kami kan hidup 1000 tahun lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Yang Diperingati Satu Mei

  Oleh: Imam Maulana, S.Sos (Direktur Socialedu Center)   Di tengah genosida yang masih terjadi di Gaza oleh Israel, hari ini 1 Mei kita diajak untuk mengingat tentang sekelompok manusia yang terus berjuang dan melakukan perlawanan pada ketidakadilan. Cerita perjuangan dan perlawanan ini barangkali adalah memang agenda yang tidak terpisahkan dari kisah perjalanan umat manusia dalam melawan segala bentuk kedzaliman. Ada yang berjuang untuk mempertahankan tanah airnya seperti yang masih dilakukan oleh bangsa Palestina hingga hari ini, ada juga yang berjuang untuk memperoleh hak-haknya seperti kaum pejuang yang kita peringati hari ini. Kaum yang kita peringati hari ini memiliki peran penting pada hajat hidup orang banyak. Mereka adalah orang-orang yang membangun jalan yang kita lalui, mereka juga mengolah makanan enak yang kita makan, menjahit pakaian yang kita pakai, bahkan mereka juga adalah orang-orang yang membuat sepatu yang kita gunakan . Mereka adalah manusia-manusia dibal...

8 Tahun Menikah dan Pentingnya Kehangatan Keluarga

26 Maret 2025 merupakan hari jadi pernikahan kami yang ke 8 tahun. Usia yang terasa begitu panjang meski seperti baru kemarin kami menjalani akad nikah. 8 tahun yang berlalu tentu ada banyak dinamika yang telah kami lalui. Baik dinamika yang kami alami berdua maupun dinamika yang kami saksikan pada lingkungan sekitar. Atas dinamika yang terjadi, ada satu hal yang kami potret sebagai sesuatu yang kami anggap penting, yaitu adalah sebuah kehangatan dalam berkeluarga. Sebab kami merasa, kehangatan keluarga ini memberikan pengaruh pada kualitas personal setiap anggota keluarga. Semakin hangat hubungan sebuah keluarga, maka akan semakin baik psikis dari setiap anggota keluarga, dan semakin baik psikis seseorang maka ia akan tumbuh jadi seseorang yang memiliki positif vibes, produktif berkarya, serta mampu membagi cinta pada banyak pihak sebab tangki cintanya terisi dengan baik. Begitupun sebaliknya, keringnya hubungan sebuah keluarga akan memberikan dampak negatif pada setiap anggota kelu...

Mau Hidup 1000 Tahun Lagi

by: imammers                                 Suatu ketika ada pohon yang amat besar di sebuah desa. Akarnya kekar mencengkram tanah. Batang-batangnya membentang mengarah ke langit. Daun-daunnya yang hijau setia memayungi bumi. Saat angin bertiup keluarlah suara-suara merdu. Bisa jadi ia memiliki usia puluhan tahun atau bahkan sampai ratusan dan ribuan tahun. Setiap tahun pohon tersebut dapat menghasilkan buah-buahan yang cukup menghidupi desa dari kelaparan. Tapi, kebanyakan orang-orang desa tidak mengetahui kapan pohon besar itu mulai muncul dan tidak peduli sampai kapan pohon itu ada. Dengan berbagai cara, orang-orang desa mengambil buah dari pohon itu. Ada yang melemparinya dengan batu-batu hingga buahnya jatuh. Ada yang menyogok-nyogok dengan sebilah bambu. Ada pula yang menggoyang-goyang dahannya. Setelah mereka dapat buahny...