Orang yang hidup untuk dirinya sendiri, kata Sayyid Quthub akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Tapi orang yang hidup untuk orang lain, akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar. Tamparan quotes ini cukup telak kita rasakan apabila kita mendapati bahwa benar diri kita selama ini memang terlalu memikirkan hidup kita sendiri.
Kita seringkali terlalu gelisah
kalau besok nggak bisa makan, kita terlalu takut kalau uang persediaan hidup
untuk beberapa pekan ke depan mulai menipis, atau bahkan kita juga terlalu mengkhawatirkan
tentang sukses atau nggaknya diri kita di masa depan. See,.. ternyata segala usaha
yang kita lakukan selama hidup ini adalah untuk diri kita sendiri.
Tentang
kesulitan yang dialami oleh orang lain, masalah-masalah yang tengah menjerat
umat, lingkungan yang sedang nggak baik-baik aja, nggak masuk dalam daftar
hal-hal yang kita anggap sebagai masalah kita. Kita selalu berfikir bahwa
masalah-masalah tersebut ialah masalah orang lain, tentang hidup orang lain,
dan nggak ada hubungannya dengan kita. Jika benar demikian, maka wajar apabila
peradaban yang makmur sulit terwujud.
Saya yakin, sebetulnya kita nggak ingin disebut sebagai orang yang kerdil, dan pasti kita inginnya menjadi orang besar, yaitu orang yang menjalani hidupnya bukan hanya untuk kehidupannya sendiri tapi juga untuk keberlangsungan hidup orang lain, bahkan keberlangsungan alam dan lingkungan yang lestari makmur sentosa.
Kita juga selalu ingat pesan ini, bahwa sebaik-baiknya
manusia, adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Ilmu yang kita dapatkan
selama di sekolah atau universitas setinggi apapun nggak mampu membawa kita
pada sebuah label manusia terbaik kalau nggak kita gunakan untuk memberikan
kebaikan untuk orang lain dan alam semesta.
Komentar
Posting Komentar