Langsung ke konten utama

Upaya Menemukan Kegelisahan

Suatu hari saya ditanya tentang bagaimana agar kita mau membaca dan menulis. Pertanyaan sederhana yang jawabannya pasti beragam. Kita memang tidak bisa tetiba membaca buku, atau bahkan menulis sesuatu. Kita harus memiliki alasan yang kuat untuk membaca dan menulis. Alasan itulah nanti yang akan menjadi energi untuk menggerakkan kita untuk melakukan itu semua. Hal sederhana, yaitu menemukan alasan mengapa kita harus melakukan itu. Sama seperti saat kita makan, karena lapar, atau karena agar memiliki tenaga, atau bahkan karena suka aja. Alasan-alasan itulah yang mendorong kita untuk makan. Begitu juga dengan membaca dan menulis. Mengapa berat untuk melakukannya? Jawabannya adalah karena kita tidak memiliki alasan yang kuat untuk melakukan hal tersebut. Bagaimana agar kita menemukan alasan yang kuat untuk membaca dan menulis? Mungkin kita harus temukan masalah yang membuat kita gelisah untuk menyelesaikannya. Kegelisahan, kata Senior kita, adalah alfabet pertama menuju perubahan. Kegelisahan pada keadaan yang tidak ideal adalah kegelisahannya anak-anak muda. Konon, apabila anak-anak muda sudah tidak gelisah dengan keadaan maka ia telah wafat sebelum ajalnya. Untuk menemukan Kegelisahan, ada banyak yang dapat kita lakukan. Bisa dengan membaca berita, baca buku, diskusi, nonton film, Jalan-jalan, dan masih banyak hal lainnya. Tapi kegelisahan anak-anak muda harus dibingkai dalam kegelisahan skala besar. Misalnya, kegelisahan Muhammad Ali Fatih adalah tentang pembebasan Konstantinopel yang dijanjikan Rasulullah. Kegelisahan Salahudin Al Ayubi ialah membebaskan Palestina. Atau Kegelisahannya Jenderal Sudirman ialah tentang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Untuk memantik kegelisahan kita, cobalah untuk menyelami kegelisahan orang-orang besar dalam sejarah. Temukan kegelisahan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Yang Diperingati Satu Mei

  Oleh: Imam Maulana, S.Sos (Direktur Socialedu Center)   Di tengah genosida yang masih terjadi di Gaza oleh Israel, hari ini 1 Mei kita diajak untuk mengingat tentang sekelompok manusia yang terus berjuang dan melakukan perlawanan pada ketidakadilan. Cerita perjuangan dan perlawanan ini barangkali adalah memang agenda yang tidak terpisahkan dari kisah perjalanan umat manusia dalam melawan segala bentuk kedzaliman. Ada yang berjuang untuk mempertahankan tanah airnya seperti yang masih dilakukan oleh bangsa Palestina hingga hari ini, ada juga yang berjuang untuk memperoleh hak-haknya seperti kaum pejuang yang kita peringati hari ini. Kaum yang kita peringati hari ini memiliki peran penting pada hajat hidup orang banyak. Mereka adalah orang-orang yang membangun jalan yang kita lalui, mereka juga mengolah makanan enak yang kita makan, menjahit pakaian yang kita pakai, bahkan mereka juga adalah orang-orang yang membuat sepatu yang kita gunakan . Mereka adalah manusia-manusia dibal...

8 Tahun Menikah dan Pentingnya Kehangatan Keluarga

26 Maret 2025 merupakan hari jadi pernikahan kami yang ke 8 tahun. Usia yang terasa begitu panjang meski seperti baru kemarin kami menjalani akad nikah. 8 tahun yang berlalu tentu ada banyak dinamika yang telah kami lalui. Baik dinamika yang kami alami berdua maupun dinamika yang kami saksikan pada lingkungan sekitar. Atas dinamika yang terjadi, ada satu hal yang kami potret sebagai sesuatu yang kami anggap penting, yaitu adalah sebuah kehangatan dalam berkeluarga. Sebab kami merasa, kehangatan keluarga ini memberikan pengaruh pada kualitas personal setiap anggota keluarga. Semakin hangat hubungan sebuah keluarga, maka akan semakin baik psikis dari setiap anggota keluarga, dan semakin baik psikis seseorang maka ia akan tumbuh jadi seseorang yang memiliki positif vibes, produktif berkarya, serta mampu membagi cinta pada banyak pihak sebab tangki cintanya terisi dengan baik. Begitupun sebaliknya, keringnya hubungan sebuah keluarga akan memberikan dampak negatif pada setiap anggota kelu...

Mau Hidup 1000 Tahun Lagi

by: imammers                                 Suatu ketika ada pohon yang amat besar di sebuah desa. Akarnya kekar mencengkram tanah. Batang-batangnya membentang mengarah ke langit. Daun-daunnya yang hijau setia memayungi bumi. Saat angin bertiup keluarlah suara-suara merdu. Bisa jadi ia memiliki usia puluhan tahun atau bahkan sampai ratusan dan ribuan tahun. Setiap tahun pohon tersebut dapat menghasilkan buah-buahan yang cukup menghidupi desa dari kelaparan. Tapi, kebanyakan orang-orang desa tidak mengetahui kapan pohon besar itu mulai muncul dan tidak peduli sampai kapan pohon itu ada. Dengan berbagai cara, orang-orang desa mengambil buah dari pohon itu. Ada yang melemparinya dengan batu-batu hingga buahnya jatuh. Ada yang menyogok-nyogok dengan sebilah bambu. Ada pula yang menggoyang-goyang dahannya. Setelah mereka dapat buahny...