Langsung ke konten utama

Film Moving : Dari Agen Supernatural Hingga Pejuang HAMAS Palestine!

Moving, serial drama korea yang menceritakan tentang mantan agen Korea Selatan yang memiliki kekuatan super. Kekuatan super tersebut sebelumnya dimanfaatkan oleh negara untuk melakukan operasi militer. Kekuatan tersebut beragam, ada yang memiliki kekuatan untuk meregenerasi luka pada tubuh, kemampuan terbang, kepekaan panca indera, hingga kekuatan manusia listrik. 

Namun setelah mereka berhenti menjadi agen, kehidupannya berubah menjadi warga sipil biasa. Gak hanya itu, mereka cenderung menjauh dari pusat kota dan tinggal di daerah terpencil. Hal itu mereka lakukan untuk menyembunyikan identitas mereka, lebih khusus lagi untuk menyembunyikan anak-anak mereka yang juga memiliki kekuatan super. Sebab jika anak-anak mereka diketahui memiliki kemampuan yang sama seperti orang tuanya, maka mereka akan jadi sasaran oleh BIN (Badan Intelejen Nasional) Korea Selatan untuk direkrut menjadi agen korea yang harus siap bertaruh nyawa membela negara. 

Anak-anak keturunan manusia super tersebut dituntut oleh orang tuanya untuk merahasiakan kemampuan khususnya masing-masing. Secara berlebihan, bahkan mereka dilarang coba-coba menggunakan kekuatannya di tempat umum. Scene ini cukup emosional, dimana Kim Bong Seok yag merupakan anak dari pasangan supernatural Lee Mi Hyun dan Kim Do Shik mengungkapkan perasaan marahnya kepada ibunya. Bong Seok untuk pertama kalinya mengungkapkan kekecewaannya kepada ibunya yang selama ini terlalu mengekang potensi dalam dirinya. 

Ya, kita tahu maksud orang tuanya baik untuk melindungi anaknya dari marabahaya. Tapi untuk apa memiliki potensi jika tidak dapat digunakan untuk memberikan kebermanfaatan? 

Akibat sering dikekang, potensi kemampuannya tidak dapat tumbuh dengan baik. Btw, Bong Seok ini kekuatannya bisa terbang seperti Kim Do Shik ayahnya, dan memiliki kepekaan panca indera seperti ibunya.

Cerita fiksi berepisode 20 tersebut lumayan cukup menarik untuk dinikmati. Agen-agen super di cerita itu tentu adalah sosok imajiner yang tidak mungkin ada dalam kehidupan nyata. Meskipun mereka adalah sosok imajiner, bukan berarti nggak ada orang-orang berkemampuan hebat di dunia ini. 

Nah, salah satu contoh the real orang-orang berkemampuan hebat itu ialah Pejuang HAMAS di Palestine. Meskipun dianggap lebih kecil dari musuhnya yakni Israel, tapi Pejuang HAMAS ini nggak hancur-hancur. Selama ini mereka menjaga tanah air mereka dari Penjajah Zionis Israel.

Salah satu rahasia kehebatan HAMAS ini ialah ketaatan yang kuat kepada Allah SWT. Walaupun dianggap teroris oleh Israel dan Amerika, nyatanya HAMAS ini jadi pahlawan untuk rakyat Palestine. 

Oia satu lagi, orang tua para pejuang HAMAS ini pasti nggak takut anaknya pulang perang tinggal nama. Karena meninggal di medan pertempuran adalah sebuah kesyahidan yang mulia. Meskipun tentu setiap orang tua akan sedih ditinggalkan syahid oleh anaknya, tapi mereka bangga setiap kali ada anggota keluarganya yang meraih kesyahidan.

Free Palestine!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Buku Komitmen Muslim Sejati (Ust. Fathi Yakan) Bagian Pertama

BAB PERTAMA APA ARTINYA SAYA MENGAKU MUSLIM? Bagian pertama buku ini memaparkan karakteristik terpenting yang harus ada pada diri seseorang agar ia menjadi muslim sejati. Berikut akan di bahas secara ringkas karakteristik paling menonjol yang harus ada pada diri seorang muslim agar pengakuannya sebagai penganut agama ini merupakan pengakuan yang benar dan jujur.  Dalil: Qs. Al-Hajj:78 Karakteristik yang harus dimiliki agar menjadi seorang muslim sejati adalah sebagai berikut: Pertama : SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKIDAH SAYA          Syarat pertama pengakuan sebagai muslim dan sebagai pemeluk agama ini adalah hendaklah akidah seorang muslim adalah akidah yang benar dan sahih, selaras dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan sunah Rasulullah Saw. Konsekuensi dari mengislamkan akidah saya: 1.            Saya harus meyakini bahwa pencipta alam ini adalah Allah Yang Hakim (Mahabija...

Kisah Zaky Sang Hafidz Qur’an #2 “Kabar Burung”

(Lanjutan Tulisan  Mujang Kurnia ) Oleh : Imam Maulana             Senja bukan gambaran kesedihan, namun senja hanya tak piawai ungkapkan kebahagiaan bertemu dengan sang malam. Burung-burung kembali ke sangkarnya. Angin sepertinya telah lama pergi, pergi bersama keinginan Zaky untuk menikahi wanita idamannya. Sore itu setelah usai muroja’ah surat At-Takwir di kamarnya yang berada di lantai atas rumahnya, ia kembali teringat dengan perasaanya yang pernah bersarang dalam dadanya. Perasaan ketika ia baru saja menjadi mahasiswa baru di kampusnya. Kenangan tersebut tampaknya sulit dilupakan. Waktu yang terus mempertemukan dengan wanita tersebut malah membuat perasaannya semakin menjadi-jadi. Panah asmara seperti menusuk terlalu dalam, dalam sekali. Dialah Zaky, secinta apapun ia dengan seseorang, ia tidak akan pernah mengatakannya kepada siapapun kecuali kepada Allah di setiap sujudnya. Dadanya seketika menjadi sesak, j...

Mengembalikan Atmosfir Dakwah Yang Hilang #2 “Pejuang Spanduk”

Oleh : Imam Maulana             Tetesan air masih berjatuhan dari asbes rumah besar dakwah di komplek KPN, Kota Serang. Udara dingin menyergap masuk melalui jendela yang terbuka  di ruang kestari yang tepat bersebelahan dengan ruang depan. Di ruang tersebut terdapat 2 buah meja kerja yang disusun menempel dengan jendela, dan 1 meja lagi ditempatkan di pojok ruangan. Kabel-kabel cargeran laptop dan Hp yang kusut seperti menjadi pemandangan sehari-hari di sana. Setiap harinya pun rumah besar itu selalu didatangi oleh kader-kader dakwah yang berbeda-beda dari kampus yang berbeda-beda. Dan ruang kestari menjadi ruang bersama untuk kumpul dan berbagi ilmu. Sama halnya seperti yang terjadi pada malam yang dingin itu, ruang kestari lagi-lagi dipenuhi oleh kader-kader yang mengerjakan pekerjaannya di meja kerja bersama. Hujan lebat baru saja reda, Wildan dan Suhenda masih anteng dengan netbooknya, begitupun dengan Badri yang...