Langsung ke konten utama

Generasi Penggerus Negeri




Oleh : Imam Maulana
(Sekretaris Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Daerah Serang)
            14 Februari menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh sebagian remaja. Hari tersebut menjadi momentum bagi sepasang kekasih untuk membuktikan kasih sayang kepada pasangannya dengan memberi bingkisan coklat. Yang terkenal dengan sebutan hari Valentine. Dengan hadirnya hari tersebut tentu memaksa remaja memiliki pasangan untuk dapat merayakan hari valentine agar tidak dibilang katro(kuno). Standar keren zaman sekarang ialah yang memiliki pasangan (pacar), sehingga jika ada remaja yang tidak memiliki pasangan akan dikucilkan. Tentu saja hal demikian salah kaprah. Alih-alih dikata keren, malah menunjukkan betapa bobroknya mental remaja zaman sekarang.
            Apakah selesai sampai di sana? Tidak. Ternyata momentum valentine tersebut menjadi keran besar terbuka lebarnya aksi-aksi seperti ajang perbuatan intim di luar nikah, dan belum lagi yang merayakannya dengan minum-minuman keras serta tindakan-tindakan amoral lainnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan menjalar kepada aksi kriminal. Belum lagi sekitar dua minggu lalu sempat beredar bingkisan kondom dan coklat yang dijual di beberapa swalayan dalam rangka menyambut hari valentine. Hal tersebut dilakukan tentu demi mendorong remaja yang biasa membeli coklat valentine untuk juga menggunakan kondom.
Kita juga masih ingat dengan kejadian tragis yang menimpa 2 remaja di Kota Serang pada Selasa, 27 Januari lalu. Mereka berdua kedapatan tewas usai menenggak minuman keras oplosan.  Siapa tak pedih melihat realita remaja masa kini yang berakhir mengenaskan?
Sumber yang mengakibatkan penyakit masyarakat ini memang semakin lama semakin merajalela. Dampaknya terhadap remaja ialah, kemungkinan besar mereka tak bermasa depan. Karena, di usia-usia mudanya telah bersentuhan dengan barang haram tersebut. Iya jika hidup lama. Bagaimana jika mereka tewas gara-gara melakukan tindakan yang sia-sia dan ia pun tak bisa lanjutkan kehidupannya.
Inilah potret akibat buruknya pergaulan bebas yang diadopsi dari negara barat. Padahal telah jelas dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. Bahwa “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. at-Tirmidzi). Merayakan valentin, pacaran, melakukan intim di luar nikah, serta minum-minuman bukanlah termasuk ajaran Islam. Maka perlu dihindari.
Pengrusakan moral remaja seperti ini sudah amat tampak dan sungguh menghawatirkan. Terlebih di Indonesia yang sebagian besar penduduknya adalah generasi muda. Mau dibawa ke mana nasib bangsa ini, jika generasi penggantinya saja bermasalah? Bukannya menjadi generasi penerus, malah menjadi generasi penggerus. Sudah dapat dipastikan bagaimana Indonesia ke depan, jika dipimpin oleh orang-orang yang terbiasa berkelakuan tidak baik. Citra Indonesia yang disebut dengan negara yang ramah, sopan dan santun pun akan tergerus akibat moralitas bangsanya yang smakin buruk terutama di kalangan remaja.
Berbicara remaja tentu tidak akan terlepas dari dunia sekolah. Lalu apa fungsi dari sekolah jika tidak mampu mendidik siswa-siswinya menjadi pribadi yang baik? Bukankah adanya sekolah ialah menjadi wadah guna mendidik generasi masa depan yang lebih baik? Sudah sepatutnya pemegang kebijakan di sekolah beserta seluruh guru yang mengajar untuk ikut serta dalam pembinaan akhlak siswa-siswi di sekolah. Karena permasalahan ini tidak hanya tanggung jawab guru agama saja, tapi ini tanggung jawab bersama.
Beserta para orang tua sebagai orang nomor satu di rumah pun sudah semestinya bisa memantau dan mendidik perkembangan anak-anaknya menjadi anak-anak yang berakhlak mulia. Karena orang tua adalah orang yang setiap hari bertemu dan dekat dengan anak-anaknya. Hal ini penting dilakukan untuk menangkal pengaruh-pengaruh negativ yang datang silih berganti menghantui dunia remaja masa kini.
            Untuk aparat kepolisian setempat pun harus ikut serta menjaga stabilitas moral remaja yang lebih baik. Dan lebih tegas kepada oknum-oknum yang menjual belikan barang-barang haram. Serta Majelis Ulama Indonesia sebagai lembaga yang konsern dalam bidang keislaman, lebih agressif lagi dalam mensyiarkan kebaikan.
            Dan catatan besar untuk Komisi Penyiaran Indonesia agar lebih tegas terhadap seluruh tayangan yang tidak mendidik untuk segera cabut izin penyiarannya. 24 Jam televisi di nusantara menayangkan beberapa tayangan-tayangan yang tidak mendidik. Yang ada semakin hari sebagian besar tayangan-tayangan televisi masa kini semakin betul-betul telah merusak moral dan mentalitas generasi muda Indonesia.
            Pembinaan dan penjagaan generasi penerus negeri ini sudah mesti menjadi tanggung jawab kita semua. Hal  ini sekaligus sebagai tantangan Indonesia di masa yang akan datang. Sebagai warga negara yang cinta terhadap tanah air dan dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka kita semua wajib menjaga moralitas bangsa ini. Dimulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil dan mulai sekarang juga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Yang Diperingati Satu Mei

  Oleh: Imam Maulana, S.Sos (Direktur Socialedu Center)   Di tengah genosida yang masih terjadi di Gaza oleh Israel, hari ini 1 Mei kita diajak untuk mengingat tentang sekelompok manusia yang terus berjuang dan melakukan perlawanan pada ketidakadilan. Cerita perjuangan dan perlawanan ini barangkali adalah memang agenda yang tidak terpisahkan dari kisah perjalanan umat manusia dalam melawan segala bentuk kedzaliman. Ada yang berjuang untuk mempertahankan tanah airnya seperti yang masih dilakukan oleh bangsa Palestina hingga hari ini, ada juga yang berjuang untuk memperoleh hak-haknya seperti kaum pejuang yang kita peringati hari ini. Kaum yang kita peringati hari ini memiliki peran penting pada hajat hidup orang banyak. Mereka adalah orang-orang yang membangun jalan yang kita lalui, mereka juga mengolah makanan enak yang kita makan, menjahit pakaian yang kita pakai, bahkan mereka juga adalah orang-orang yang membuat sepatu yang kita gunakan . Mereka adalah manusia-manusia dibal...

Mau Hidup 1000 Tahun Lagi

by: imammers                                 Suatu ketika ada pohon yang amat besar di sebuah desa. Akarnya kekar mencengkram tanah. Batang-batangnya membentang mengarah ke langit. Daun-daunnya yang hijau setia memayungi bumi. Saat angin bertiup keluarlah suara-suara merdu. Bisa jadi ia memiliki usia puluhan tahun atau bahkan sampai ratusan dan ribuan tahun. Setiap tahun pohon tersebut dapat menghasilkan buah-buahan yang cukup menghidupi desa dari kelaparan. Tapi, kebanyakan orang-orang desa tidak mengetahui kapan pohon besar itu mulai muncul dan tidak peduli sampai kapan pohon itu ada. Dengan berbagai cara, orang-orang desa mengambil buah dari pohon itu. Ada yang melemparinya dengan batu-batu hingga buahnya jatuh. Ada yang menyogok-nyogok dengan sebilah bambu. Ada pula yang menggoyang-goyang dahannya. Setelah mereka dapat buahny...

8 Tahun Menikah dan Pentingnya Kehangatan Keluarga

26 Maret 2025 merupakan hari jadi pernikahan kami yang ke 8 tahun. Usia yang terasa begitu panjang meski seperti baru kemarin kami menjalani akad nikah. 8 tahun yang berlalu tentu ada banyak dinamika yang telah kami lalui. Baik dinamika yang kami alami berdua maupun dinamika yang kami saksikan pada lingkungan sekitar. Atas dinamika yang terjadi, ada satu hal yang kami potret sebagai sesuatu yang kami anggap penting, yaitu adalah sebuah kehangatan dalam berkeluarga. Sebab kami merasa, kehangatan keluarga ini memberikan pengaruh pada kualitas personal setiap anggota keluarga. Semakin hangat hubungan sebuah keluarga, maka akan semakin baik psikis dari setiap anggota keluarga, dan semakin baik psikis seseorang maka ia akan tumbuh jadi seseorang yang memiliki positif vibes, produktif berkarya, serta mampu membagi cinta pada banyak pihak sebab tangki cintanya terisi dengan baik. Begitupun sebaliknya, keringnya hubungan sebuah keluarga akan memberikan dampak negatif pada setiap anggota kelu...