Langsung ke konten utama

Mengembalikan Atmosfir Dakwah #4 "Bersabar"


Oleh : Imam
            Pagi tadi saya sempatkan berangkat ke kampus untuk bertemu dengan seseorang. Sambil menunggu seseorang tersebut saya mampir ke stand pendaftaran Bimtes (Bimbingan Tes) KAMMI Komisariat IAIN SMH Banten, di lorong kelas Fuda (Fak.Ushuluddin, Dakwah dan Adab), samping Bank BTN. Di sana saya melihat kader-kader KAMMI dengan ketua umum yang baru hasil Muskom beberapa minggu kemarin sedang menunggu calon mahasiswa baru yang akan daftar masuk kuliah. Namun rupanya si calon mahasiswa ini tak kunjung datang. Tampak loket registrasi di Bank pun sepi, belum ada yang daftar untuk hari ini.  Saya yakin kader-kader KAMMI yang menjaga stand pendaftaran itu sangat antusias menanti camaba, namun karena sepi, terpaksa mereka hanya duduk-duduk saja sambil mengerjakan apa yang bisa dikerjakan.
            Bersabarlah saudara-saudaraku ini baru awal. Dan meskipun ini pertengahan atau bahkan akhir, tetaplah bersabar, bertahan dan bersiap siaga. Kita tentu ingat bagaimana pasukan Muhammad Al-Fatih menyerbu benteng Konstantinopel yang sangat kuat bukan? Berapa hari mereka melakukan penyerangan tersebut? Mereka menyerang Konstantinopel bukan sehari dua hari, atau seminggu dua minggu, melainkan sekitar 54 hari. Hampir 2 bulan hidup dalam peperangan, capek dan hidup terancam. Tetapi Muhammad Al-Fatih dan pasukannya tetap teguh dalam usahanya menaklukan Konstantinopel.
            Allah Swt berfirman dalam surat Al-Baqarah:157
وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْا اَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ (البقرة: ۱٥۷)
Dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”
            Bersabarlah menanti calon mahasiswa, menanti calon kader. Calon kader muda yang akan menambah jumlah barisan perjuangan membebaskan setiap kejumudan, ketidak adilan, dan membebaskan demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan. Suatu saat ketika kita mulai lelah, luruskan kembali niat kita. Jangan bersedih, Allah bersama kita. Allah dan RasulNya melihat kita. 
Bersabarlah dalam berusaha, bukan bersabar dalam diam! Lakukan apa yang bisa dilakukan. Bertebaranlah di dalam kampus untuk mencari camaba. Gunakan media sosial untuk mencari camaba. Gunakan apapun untuk mengakses camaba. Seketika camaba itu datang, bergegas jemput dan layani dengan pelayanan terbaik. Bantu mereka untuk mendaftar masuk kuliah dengan penuh keikhlasan. Jangan juga memaksa mereka untuk bergabung di Bimtes atau bergabung di KAMMI. Biarlah itu hanya bonus saja atas pelayanan dan usaha yang kita lakukan. Berorientasilah pada proses, bukan pada hasil. Tetap semangat kader terbaik KAMMI IAIN SMH Banten... Tunas baru peradaban tumbuh dan bermanfaatlah...
#RevolusiAl-Fatih

25/6/2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Buku Komitmen Muslim Sejati (Ust. Fathi Yakan) Bagian Pertama

BAB PERTAMA APA ARTINYA SAYA MENGAKU MUSLIM? Bagian pertama buku ini memaparkan karakteristik terpenting yang harus ada pada diri seseorang agar ia menjadi muslim sejati. Berikut akan di bahas secara ringkas karakteristik paling menonjol yang harus ada pada diri seorang muslim agar pengakuannya sebagai penganut agama ini merupakan pengakuan yang benar dan jujur.  Dalil: Qs. Al-Hajj:78 Karakteristik yang harus dimiliki agar menjadi seorang muslim sejati adalah sebagai berikut: Pertama : SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKIDAH SAYA          Syarat pertama pengakuan sebagai muslim dan sebagai pemeluk agama ini adalah hendaklah akidah seorang muslim adalah akidah yang benar dan sahih, selaras dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan sunah Rasulullah Saw. Konsekuensi dari mengislamkan akidah saya: 1.            Saya harus meyakini bahwa pencipta alam ini adalah Allah Yang Hakim (Mahabija...

Kisah Zaky Sang Hafidz Qur’an #2 “Kabar Burung”

(Lanjutan Tulisan  Mujang Kurnia ) Oleh : Imam Maulana             Senja bukan gambaran kesedihan, namun senja hanya tak piawai ungkapkan kebahagiaan bertemu dengan sang malam. Burung-burung kembali ke sangkarnya. Angin sepertinya telah lama pergi, pergi bersama keinginan Zaky untuk menikahi wanita idamannya. Sore itu setelah usai muroja’ah surat At-Takwir di kamarnya yang berada di lantai atas rumahnya, ia kembali teringat dengan perasaanya yang pernah bersarang dalam dadanya. Perasaan ketika ia baru saja menjadi mahasiswa baru di kampusnya. Kenangan tersebut tampaknya sulit dilupakan. Waktu yang terus mempertemukan dengan wanita tersebut malah membuat perasaannya semakin menjadi-jadi. Panah asmara seperti menusuk terlalu dalam, dalam sekali. Dialah Zaky, secinta apapun ia dengan seseorang, ia tidak akan pernah mengatakannya kepada siapapun kecuali kepada Allah di setiap sujudnya. Dadanya seketika menjadi sesak, j...

Mengembalikan Atmosfir Dakwah Yang Hilang #2 “Pejuang Spanduk”

Oleh : Imam Maulana             Tetesan air masih berjatuhan dari asbes rumah besar dakwah di komplek KPN, Kota Serang. Udara dingin menyergap masuk melalui jendela yang terbuka  di ruang kestari yang tepat bersebelahan dengan ruang depan. Di ruang tersebut terdapat 2 buah meja kerja yang disusun menempel dengan jendela, dan 1 meja lagi ditempatkan di pojok ruangan. Kabel-kabel cargeran laptop dan Hp yang kusut seperti menjadi pemandangan sehari-hari di sana. Setiap harinya pun rumah besar itu selalu didatangi oleh kader-kader dakwah yang berbeda-beda dari kampus yang berbeda-beda. Dan ruang kestari menjadi ruang bersama untuk kumpul dan berbagi ilmu. Sama halnya seperti yang terjadi pada malam yang dingin itu, ruang kestari lagi-lagi dipenuhi oleh kader-kader yang mengerjakan pekerjaannya di meja kerja bersama. Hujan lebat baru saja reda, Wildan dan Suhenda masih anteng dengan netbooknya, begitupun dengan Badri yang...