Langsung ke konten utama

Mengembalikan Atmosfir Dakwah Yang Hilang #3 “Anak Baru Giroh”


Oleh : Imam Maulana

                Usai tahiyat akhir sholat magrib tadi terdengar suara gemericik hujan yang memecah kesunyian markaz dakwah di daerah Kota Serang. Pada saat itu saya sedang sholat berjamaah bersama adik tingkat saya bernama Wildan Effendi. Saya jadi makmum dan dia jadi Imam. Kami sholat magrib di ruangan yang berada di lantai 2. Di gedung markaz dakwah tersebut hanya ada kami dan satu orang penjaga keamanan yang stay di pintu utama. Markaz dakwah saat itu betul-betul sepi, bahkan suara detik jam absensi manual pun terasa jelas terdengar. Markaz ini memang kadang-kadang sepi kadang-kadang ramai, ramai oleh kegiatan-kegiatan para kader-kadernya.

 Kebetulan kami berdua sedang berada di sana sengaja untuk menunggu magrib setelah usai rapat agar tidak terjebak magrib di Jalan. Tak disangka saat kami ingin bersiap pulang setelah selesai sholat, hujan semakin lebat, kami terpaksa menunggu hujan reda di sofa lantai utama. Wildan mengisi waktu menunggunya dengan membaca koran-koran yang menumpuk di meja kaca yang berada di tengah-tengah sofa. Dan saya menyandarkan tubuh saya di sofa sambil menikmati hujan dan mendengarkan lagu-lagu nasyid Izzatul Islam. Telah lama rupanya saya tidak mendengar nasyid ini. Lagu ini pun mengingatkan kepada apa yang dulu pernah saya rasakan sebagai kader baru di dakwah ini atau ada istilahnya adalah ABG (Anak Baru Giroh).

Anak Baru Giroh merupakan sebutan bagi kader dakwah yang baru bergabung bersama wajihah dakwah atau lingkungan tarbiyah islamiah. Biasanya ABG akan terlihat lebih menggebu-gebu semangatnya diantara kader lainnya. Status-status FB nya pun berisi kutipan perkataan Imam Syahid Hasan Al-Banna, Ust.Rahmat Abdullah, dan ustad-ustad tarbiyah yang lainnya. Diantara koleksi bukunya dapat dipastikan ada buku Risalah Pergerakannya  Imam Syahid Hasan Al-banna yang sedikit lecek karena habis dibaca berulang-ulang. Buku hariannya pun berisi target-target amalan harian seperti tilawah 1juz, sholat-sholat sunnah, puasa sunnah dan yang lainnya. Tidak ketinggalan agenda rapat yang seabrek tertulis lengkap di buku hariannya. Koleksi Mp3 di Hpnya yang sebelumnya di isi dengan lagu-lagu Peterpan,Ungu,Seventeen,Dmassiv,J-Rocks serta merta dihapus dan diganti dengan lagu nasyid Shoutul Harokah, Izzatul Islam dan lagu-lagu penyemangat dakwah lainnya yang sering diputar oleh senior-seniornya di sekretariat.

Gaya berpakaiannya mulai berubah menjadi lebih rapi, memakai celana bahan, baju kemeja dan seakan diwajibkan pakai jaket hitam, bersepatu pantopel. dipoles dengan gaya rambut belah pinggir, diolesi minyak wangi non alkohol di seputar bajunya, menggendong tas berat merk pollo berisi mushaf alquran, laptop, buku-buku dakwah, buku catatan, kertas-kertas gak jelas. Saat berjalan di lorong kelas kampus pun dengan gagah dan tegap. Ketika bertemu ikhwah tentu sebuah kebahagiaan disambut dengan tangan saling bersalaman dan cipika-cipiki. Apabila tahu bahwa ada lawan jenisnya di depan, dengan segera ia menundukkan pandangannya. Di kelasnya ia adalah orang yang aktif dan dimintai pendapat oleh dosen dan teman-temannya. Setiap pagi ia sebarkan sms-sms motivasi agar teman-temannya ikut merasakan semangat untuk mengawali hari.

Jika diintruksikan untuk hadir syuro pukul 08.00 (biasanya di kampus), ia hadir pukul 07.00 tidak peduli sejauh apapun tempat syuro dengan rumahnya, hal itu dilakukan agar sempat sholat duha  dan tilawah sambil menunggu syuro mulai. Begitupun apabila jadwal pertemuan pukul 15.30, maksimal sudah ada di tempat setengah jam sebelum pertemuan dimulai. Seketika itu ia telah menjadi manajer waktu terbaik dan memberi teladan kepada teman-temannya mengenai disiplin waktu. Kesehariannya di isi dengan agenda-agenda pembinaan bersama teman-temannya yang lain, seketika itulah atmosfir kehidupannya berubah menjadi lebih baik. Di awal ke ABGannya ia telah mengenal tentang ‘Futur’ atau familiar di kalangan aktivis dakwah ialah ‘Lemah di jalan dakwah’ dan sangat mengantisipasi futur, jika pun sedang futur sebisa mungkin ia tutupi dengan status-status semangatnya di media sosial. Ia pun rela berkorban lebih banyak dari temannya yang lain dalam agenda-agenda dakwah.

Anak Baru Giroh, biasanya juga memiliki fanatisme yang besar terhadap apa yang ia yakini tentang dakwah tarbiyah. Mati-matian ia bela apabila ada yang coba-coba mengusik dakwah ini. Semangatnya adalah semangat jihad yang bergelora. Mendengar shiroh nabi dan sahabat tak pelak menambah bara api yang meletup-letup dalam dadanya untuk meninggikan kalimat Allah dari apapun. Tak tertampung betapa deras air matanya ketika mendengar dan melihat muslim ditindas seperti di bumi Palestina yang dibombardir oleh yahudi yang ia kataka laknatullah ‘alaih. Seketika itu pula ia memboikot produk-produk Amerika, Israel dan antek-anteknya.
ABG, Ahhh terlalu panjang untuk diceritakan dan terlalu berkesan untuk di ingat-ingat. Pernah merasakan menjadi ABG? (y)

Hujan pun reda, tak lama setelah itu datang dua orang ustad dan mengajak kami untuk sholat isya berjamaah. Setelah sholat isya, kami berdua pun pamit pulang dan meninggalkan markaz dakwah yang tampak hangat walau baru saja diguyur hujan. Markaz dakwah akan selalu tampaak hangat, hangat oleh doa dan pelukan mesra para kader-kadernya terhadap dakwah ini.

Serang, 28 Agustus 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Buku Komitmen Muslim Sejati (Ust. Fathi Yakan) Bagian Pertama

BAB PERTAMA APA ARTINYA SAYA MENGAKU MUSLIM? Bagian pertama buku ini memaparkan karakteristik terpenting yang harus ada pada diri seseorang agar ia menjadi muslim sejati. Berikut akan di bahas secara ringkas karakteristik paling menonjol yang harus ada pada diri seorang muslim agar pengakuannya sebagai penganut agama ini merupakan pengakuan yang benar dan jujur.  Dalil: Qs. Al-Hajj:78 Karakteristik yang harus dimiliki agar menjadi seorang muslim sejati adalah sebagai berikut: Pertama : SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKIDAH SAYA          Syarat pertama pengakuan sebagai muslim dan sebagai pemeluk agama ini adalah hendaklah akidah seorang muslim adalah akidah yang benar dan sahih, selaras dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan sunah Rasulullah Saw. Konsekuensi dari mengislamkan akidah saya: 1.            Saya harus meyakini bahwa pencipta alam ini adalah Allah Yang Hakim (Mahabija...

Kisah Zaky Sang Hafidz Qur’an #2 “Kabar Burung”

(Lanjutan Tulisan  Mujang Kurnia ) Oleh : Imam Maulana             Senja bukan gambaran kesedihan, namun senja hanya tak piawai ungkapkan kebahagiaan bertemu dengan sang malam. Burung-burung kembali ke sangkarnya. Angin sepertinya telah lama pergi, pergi bersama keinginan Zaky untuk menikahi wanita idamannya. Sore itu setelah usai muroja’ah surat At-Takwir di kamarnya yang berada di lantai atas rumahnya, ia kembali teringat dengan perasaanya yang pernah bersarang dalam dadanya. Perasaan ketika ia baru saja menjadi mahasiswa baru di kampusnya. Kenangan tersebut tampaknya sulit dilupakan. Waktu yang terus mempertemukan dengan wanita tersebut malah membuat perasaannya semakin menjadi-jadi. Panah asmara seperti menusuk terlalu dalam, dalam sekali. Dialah Zaky, secinta apapun ia dengan seseorang, ia tidak akan pernah mengatakannya kepada siapapun kecuali kepada Allah di setiap sujudnya. Dadanya seketika menjadi sesak, j...

Mengembalikan Atmosfir Dakwah Yang Hilang #2 “Pejuang Spanduk”

Oleh : Imam Maulana             Tetesan air masih berjatuhan dari asbes rumah besar dakwah di komplek KPN, Kota Serang. Udara dingin menyergap masuk melalui jendela yang terbuka  di ruang kestari yang tepat bersebelahan dengan ruang depan. Di ruang tersebut terdapat 2 buah meja kerja yang disusun menempel dengan jendela, dan 1 meja lagi ditempatkan di pojok ruangan. Kabel-kabel cargeran laptop dan Hp yang kusut seperti menjadi pemandangan sehari-hari di sana. Setiap harinya pun rumah besar itu selalu didatangi oleh kader-kader dakwah yang berbeda-beda dari kampus yang berbeda-beda. Dan ruang kestari menjadi ruang bersama untuk kumpul dan berbagi ilmu. Sama halnya seperti yang terjadi pada malam yang dingin itu, ruang kestari lagi-lagi dipenuhi oleh kader-kader yang mengerjakan pekerjaannya di meja kerja bersama. Hujan lebat baru saja reda, Wildan dan Suhenda masih anteng dengan netbooknya, begitupun dengan Badri yang...