Oleh :
Imam Maulana
Usai
tahiyat akhir sholat magrib tadi terdengar suara gemericik hujan yang memecah
kesunyian markaz dakwah di daerah Kota Serang. Pada saat itu saya sedang sholat
berjamaah bersama adik tingkat saya bernama Wildan Effendi. Saya jadi makmum
dan dia jadi Imam. Kami sholat magrib di ruangan yang berada di lantai 2. Di
gedung markaz dakwah tersebut hanya ada kami dan satu orang penjaga keamanan
yang stay di pintu utama. Markaz dakwah saat itu betul-betul sepi, bahkan suara
detik jam absensi manual pun terasa jelas terdengar. Markaz ini memang
kadang-kadang sepi kadang-kadang ramai, ramai oleh kegiatan-kegiatan para
kader-kadernya.
Kebetulan kami berdua sedang berada di sana
sengaja untuk menunggu magrib setelah usai rapat agar tidak terjebak magrib di
Jalan. Tak disangka saat kami ingin bersiap pulang setelah selesai sholat, hujan
semakin lebat, kami terpaksa menunggu hujan reda di sofa lantai utama. Wildan
mengisi waktu menunggunya dengan membaca koran-koran yang menumpuk di meja kaca
yang berada di tengah-tengah sofa. Dan saya menyandarkan tubuh saya di sofa
sambil menikmati hujan dan mendengarkan lagu-lagu nasyid Izzatul Islam. Telah
lama rupanya saya tidak mendengar nasyid ini. Lagu ini pun mengingatkan kepada
apa yang dulu pernah saya rasakan sebagai kader baru di dakwah ini atau ada istilahnya
adalah ABG (Anak Baru Giroh).
Anak Baru Giroh merupakan sebutan bagi kader dakwah yang baru bergabung bersama wajihah dakwah atau lingkungan tarbiyah islamiah. Biasanya ABG akan terlihat lebih menggebu-gebu semangatnya diantara kader lainnya. Status-status FB nya pun berisi kutipan perkataan Imam Syahid Hasan Al-Banna, Ust.Rahmat Abdullah, dan ustad-ustad tarbiyah yang lainnya. Diantara koleksi bukunya dapat dipastikan ada buku Risalah Pergerakannya Imam Syahid Hasan Al-banna yang sedikit lecek karena habis dibaca berulang-ulang. Buku hariannya pun berisi target-target amalan harian seperti tilawah 1juz, sholat-sholat sunnah, puasa sunnah dan yang lainnya. Tidak ketinggalan agenda rapat yang seabrek tertulis lengkap di buku hariannya. Koleksi Mp3 di Hpnya yang sebelumnya di isi dengan lagu-lagu Peterpan,Ungu,Seventeen,Dmassiv,J-Rocks serta merta dihapus dan diganti dengan lagu nasyid Shoutul Harokah, Izzatul Islam dan lagu-lagu penyemangat dakwah lainnya yang sering diputar oleh senior-seniornya di sekretariat.
Gaya berpakaiannya mulai berubah menjadi lebih rapi, memakai celana bahan, baju kemeja dan seakan diwajibkan pakai jaket hitam, bersepatu pantopel. dipoles dengan gaya rambut belah pinggir, diolesi minyak wangi non alkohol di seputar bajunya, menggendong tas berat merk pollo berisi mushaf alquran, laptop, buku-buku dakwah, buku catatan, kertas-kertas gak jelas. Saat berjalan di lorong kelas kampus pun dengan gagah dan tegap. Ketika bertemu ikhwah tentu sebuah kebahagiaan disambut dengan tangan saling bersalaman dan cipika-cipiki. Apabila tahu bahwa ada lawan jenisnya di depan, dengan segera ia menundukkan pandangannya. Di kelasnya ia adalah orang yang aktif dan dimintai pendapat oleh dosen dan teman-temannya. Setiap pagi ia sebarkan sms-sms motivasi agar teman-temannya ikut merasakan semangat untuk mengawali hari.
Jika diintruksikan untuk hadir syuro pukul 08.00 (biasanya di kampus), ia hadir pukul 07.00 tidak peduli sejauh apapun tempat syuro dengan rumahnya, hal itu dilakukan agar sempat sholat duha dan tilawah sambil menunggu syuro mulai. Begitupun apabila jadwal pertemuan pukul 15.30, maksimal sudah ada di tempat setengah jam sebelum pertemuan dimulai. Seketika itu ia telah menjadi manajer waktu terbaik dan memberi teladan kepada teman-temannya mengenai disiplin waktu. Kesehariannya di isi dengan agenda-agenda pembinaan bersama teman-temannya yang lain, seketika itulah atmosfir kehidupannya berubah menjadi lebih baik. Di awal ke ABGannya ia telah mengenal tentang ‘Futur’ atau familiar di kalangan aktivis dakwah ialah ‘Lemah di jalan dakwah’ dan sangat mengantisipasi futur, jika pun sedang futur sebisa mungkin ia tutupi dengan status-status semangatnya di media sosial. Ia pun rela berkorban lebih banyak dari temannya yang lain dalam agenda-agenda dakwah.
Anak Baru Giroh, biasanya juga memiliki fanatisme yang besar terhadap apa yang ia yakini tentang dakwah tarbiyah. Mati-matian ia bela apabila ada yang coba-coba mengusik dakwah ini. Semangatnya adalah semangat jihad yang bergelora. Mendengar shiroh nabi dan sahabat tak pelak menambah bara api yang meletup-letup dalam dadanya untuk meninggikan kalimat Allah dari apapun. Tak tertampung betapa deras air matanya ketika mendengar dan melihat muslim ditindas seperti di bumi Palestina yang dibombardir oleh yahudi yang ia kataka laknatullah ‘alaih. Seketika itu pula ia memboikot produk-produk Amerika, Israel dan antek-anteknya.
ABG, Ahhh terlalu panjang
untuk diceritakan dan terlalu berkesan untuk di ingat-ingat. Pernah merasakan
menjadi ABG? (y)
Hujan pun reda, tak lama
setelah itu datang dua orang ustad dan mengajak kami untuk sholat isya
berjamaah. Setelah sholat isya, kami berdua pun pamit pulang dan meninggalkan
markaz dakwah yang tampak hangat walau baru saja diguyur hujan. Markaz dakwah
akan selalu tampaak hangat, hangat oleh doa dan pelukan mesra para
kader-kadernya terhadap dakwah ini.
Serang, 28 Agustus 2015
Serang, 28 Agustus 2015
Komentar
Posting Komentar