Langsung ke konten utama

Kader KAMMI Segera Kembali!


Oleh : Imam Maulana

Bagaimana kabar liburanmu hey aktivis perubahan? Setelah berlama-lama di kampus akhirnya kini kita merasakan indahnya liburan di rumah masing-masing. Kita bisa merasakan terbit matahari di rumah tercinta setelah sekian lama kita berada di kota nun jauh di sana (Kota Serang). Dulu kita sangat merindukan suasana bersama keluarga, dan kini rindu itu terobati. Bahkan kita setiap hari bertemu dengan mereka, makan bersama mereka dan canda tawa dengan mereka. Orang tua kita yang dulu sering menanyai kabar via sms/telepon tak risau lagi, karena anaknya kini bersamanya. Saudara-saudara kita yang sebelumnya hanya balas-balasan chat di dunia maya, kini bisa kita temui kapan saja karena rumahnya berdekatan dengan rumah kita. Para tetangga dan teman-teman kampung lebih sering melihat kita kembali bersama di lingkungan mereka seperti dulu sebelum kita kuliah.
Lalu pertanyaannya adalah, mau sampai kapan kita di rumah? Sampai masa liburan selesai? Berarti masih banyak waktu, karena libur kuliah hampir menghabiskan waktu selama 2 bulan. Kawan, serindu apapun kita dengan rumah, jangan pula kita melupakan amanah kita di KAMMI. Selama apapun kita diberikan waktu libur pajang, ingatlah bahwa kita telah ditakdirkkan untuk menjadi seseorang yang berbeda dari yang kebanyakan orang. Di saat yang lain bebas berlama-lama di rumah, mungkin karena mereka tidak memiliki amanah lain. Kita berbeda kawan. Dunia kita telah berbeda, dunia kita adalah dunia pergerakan yang senantiasa menuntut kita untuk bergerak dan menggerakkan. Dunia kita adalah dunia para pembaharu peradaban. Kita lebih resah dengan kondisi umat ini yang semakin jauh tanpa arah. Maka dari itu kita telah menyusun sebuah program kerja dalam rangka kontribusi untuk perbaikan peradaban ini.
Masih ingat bukan dengan program kerja terdekat ini? Maka, ayo segeralah kita kembali ke Serang. Atur waktu libur dengan efektif dan efisien. Nikmatilah waktu liburan ini dengan sebaik mungkin, karena kita akan sedang bersiap-siap untuk kembali memakai jaket kebanggaan, lengan baju segera kita sigsingkan. Selamat liburan kawan-kawan. Mohon maaf lahir dan batin. J


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Buku Komitmen Muslim Sejati (Ust. Fathi Yakan) Bagian Pertama

BAB PERTAMA APA ARTINYA SAYA MENGAKU MUSLIM? Bagian pertama buku ini memaparkan karakteristik terpenting yang harus ada pada diri seseorang agar ia menjadi muslim sejati. Berikut akan di bahas secara ringkas karakteristik paling menonjol yang harus ada pada diri seorang muslim agar pengakuannya sebagai penganut agama ini merupakan pengakuan yang benar dan jujur.  Dalil: Qs. Al-Hajj:78 Karakteristik yang harus dimiliki agar menjadi seorang muslim sejati adalah sebagai berikut: Pertama : SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKIDAH SAYA          Syarat pertama pengakuan sebagai muslim dan sebagai pemeluk agama ini adalah hendaklah akidah seorang muslim adalah akidah yang benar dan sahih, selaras dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan sunah Rasulullah Saw. Konsekuensi dari mengislamkan akidah saya: 1.            Saya harus meyakini bahwa pencipta alam ini adalah Allah Yang Hakim (Mahabija...

Kisah Zaky Sang Hafidz Qur’an #2 “Kabar Burung”

(Lanjutan Tulisan  Mujang Kurnia ) Oleh : Imam Maulana             Senja bukan gambaran kesedihan, namun senja hanya tak piawai ungkapkan kebahagiaan bertemu dengan sang malam. Burung-burung kembali ke sangkarnya. Angin sepertinya telah lama pergi, pergi bersama keinginan Zaky untuk menikahi wanita idamannya. Sore itu setelah usai muroja’ah surat At-Takwir di kamarnya yang berada di lantai atas rumahnya, ia kembali teringat dengan perasaanya yang pernah bersarang dalam dadanya. Perasaan ketika ia baru saja menjadi mahasiswa baru di kampusnya. Kenangan tersebut tampaknya sulit dilupakan. Waktu yang terus mempertemukan dengan wanita tersebut malah membuat perasaannya semakin menjadi-jadi. Panah asmara seperti menusuk terlalu dalam, dalam sekali. Dialah Zaky, secinta apapun ia dengan seseorang, ia tidak akan pernah mengatakannya kepada siapapun kecuali kepada Allah di setiap sujudnya. Dadanya seketika menjadi sesak, j...

Mengembalikan Atmosfir Dakwah Yang Hilang #2 “Pejuang Spanduk”

Oleh : Imam Maulana             Tetesan air masih berjatuhan dari asbes rumah besar dakwah di komplek KPN, Kota Serang. Udara dingin menyergap masuk melalui jendela yang terbuka  di ruang kestari yang tepat bersebelahan dengan ruang depan. Di ruang tersebut terdapat 2 buah meja kerja yang disusun menempel dengan jendela, dan 1 meja lagi ditempatkan di pojok ruangan. Kabel-kabel cargeran laptop dan Hp yang kusut seperti menjadi pemandangan sehari-hari di sana. Setiap harinya pun rumah besar itu selalu didatangi oleh kader-kader dakwah yang berbeda-beda dari kampus yang berbeda-beda. Dan ruang kestari menjadi ruang bersama untuk kumpul dan berbagi ilmu. Sama halnya seperti yang terjadi pada malam yang dingin itu, ruang kestari lagi-lagi dipenuhi oleh kader-kader yang mengerjakan pekerjaannya di meja kerja bersama. Hujan lebat baru saja reda, Wildan dan Suhenda masih anteng dengan netbooknya, begitupun dengan Badri yang...